Topic
Home / Berita / Silaturahim / Semarak Dakwah Pelajar Indonesia di Negeri Minoritas Muslim

Semarak Dakwah Pelajar Indonesia di Negeri Minoritas Muslim

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Silaturahim 70 pelajar indonesia dari sembilan kota yang ada di Jerman, Sabtu (22/11/14).  (Afifa)
Silaturahim 70 pelajar indonesia dari sembilan kota yang ada di Jerman, Sabtu (22/11/14). (Afifa)

dakwatuna.com – Halle.  Tinggal sebagai minoritas menjadi tantangan tersendiri bagi pelajar muslim asal Indonesia yang menempuh studi di Jerman, mulai dari permasalahan makanan halal hingga tantangan dalam menjaga nilai-nilai keislaman di tengah pergaulan bebas. Tidak jarang di antara mereka tergelincir dalam pergaulan yang mengakibatkan rusaknya akhlaq dan kegagalan studi.

Untuk menanggulangi hal tersebut, sudah sejak lama para pelajar muslim di beberapa kota berinisiatif mengadakan forum-forum yang dinamakan pengajian kota. Pengajian-pengajian kota tersebut kini tumbuh semakin semarak seiring dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa Indonesia di Jerman dan juga semakin tumbuhnya kesadaran untuk tetap istiqamah dengan nilai agama.

Pada tanggal 22 November 2014 lalu, bertempat di Islamisches Kulturzentrum (Pusat Budaya Islam) di Halle, sekitar 70 pelajar dari sembilan kota di Jerman melakukan acara silaturahim. Acara ini di inisiasi oleh pengurus pengajian di kota-kota yang tersebar di negara bagian Sachsen-Anhalt, Sachsen, dan Thüringen dan didukung oleh Islamische Gemeinde (Persatuan Masyarakat Muslim) di Halle. Salah satu pengurusnya, yakni Dr. Nawwal, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya dengan adanya kegiatan pemuda Indonesia di negara minoritas muslim ini. Selain ucapan selamat datang, rangkaian doa dalam bahasa Jerman untuk para peserta pun menjadi pengiring sambutan doktor asal Mesir ini.

Acara silaturahim ini menghadirkan Dr.-Ing. Suhendra, seorang ilmuwan Indonesia yang sejak 13 tahun lalu menetap di Jerman. Pengusaha yang juga merupakan ketua panitia pendirian masjid Indonesia di Frankfurt ini membagi juga pengalaman pribadi beliau mengatasi berbagai tantangan hidup di Jerman sampai sukses menjadi ilmuwan dan pengusaha seperti sekarang. Tidak lupa juga beliau mengingatkan para pelajar tersebut agar senantiasa berjamaah dalam kebaikan, sebab sangat sulit menjaga ke-Islaman di Jerman tanpa adanya dukungan teman-teman sekitar.

“Semoga pengajian di kota-kota di Jerman semakin semarak dengan acara silaturahim ini,” ujar Indra, mahasiswa program doktor di Technische Universität Ilmenau yang merupakan ketua panitia acara. “Acara ini sangat memotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mengetahui tujuan-tujuan hidup.“, ujar Fenny, seorang peserta dari Heidelberg, yang harus menempuh perjalanan tujuh jam menuju lokasi acara. (Afifatun Nisa/sbb/dakwatuna)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ibu rumah tangga.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization