Topic
Home / Berita / Nasional / ‘Hijabers’ Ingat Kembali Syariatnya, Jangan Jadi Korban Trend

‘Hijabers’ Ingat Kembali Syariatnya, Jangan Jadi Korban Trend

 

Hijabers Community (Foto: jenahara.com)
Hijabers Community (Foto: jenahara.com)

dakwatuna.com – Dunia mode berhijab Tanah Air rasanya tak ketinggalan dengan gaya berbusana di belahan dunia lainnya. Gaya baru selalu kelihatan. Beragam gaya berhijab serta padu padan busananya tentu menjadi kabar gembira bagi Muslimah yang tidak mau ketinggalan trend.

Kemunculan para tutor dan maraknya kelas berhijab mendorong lahirnya aneka kreasi busana Muslim serta aksesori pendukungnya. Ikut trendd hijab bukan lantas berarti menjadi korban mode.

Designer label busana Muslim KIVITZ, Fitri Aulia, mengatakan, gaya dalam berhijab sebaiknya jangan sekadar ingin ikut trend. Dalam acara pembukaan MUSE 101 atau toko yang menampung sejumlah label busana Muslim di pusat perbelanjaan FX, Jakarta Selatan, Fitri berujar, trend itu tetap harus disesuaikan dengan banyak faktor. Seperti, bentuk muka, warna baju, dan riasan.

Manusia terlahir dengan bentuk muka yang berbeda-beda. Ada yang oval, persegi, atau bulat. Salah pilih gaya kreasi hijab justru membuat bentuk muka terlihat kurang proporsional. Misalnya saja, kreasi turban. Hijab ini biasanya kurang cocok untuk mereka yang bermuka persegi.

Turban akan semakin mempertegas bentuk rahang. Mereka yang berwajah bulat disarankan Fitri memilih susunan jilbab yang dekat dengan rahang. “Pintar-pintar mainkan jilbabnya, geser sedikit saja pengaruhnya bisa besar,” saran Fitri.

Untuk mereka yang gemar coba-coba, sedia kan aneka dalaman untuk penunjang gaya. Ciput, ninja, dan bandana dengan berbagai motif dan warna dengan mudahnya tersedia di pasaran. Salah memilih dalaman bisa mengurangi penampilan berhijab.

Bagaimana dengan pemilihan warna hijab? Fitri mengatakan, pemilihan warna yang senada memang perlu, tetapi jangan sampai membatasi. Trik yang paling gampang adalah memilih hijab dengan melihat ornamen warna pada satu baju atau sebaliknya. Warna hijab cukup menyesuaikan dengan salah satu warna atau dua warna yang ada dalam pakaian. Contohnya, bajunya berornamen bunga warna hitam, putih, dan kuning. Maka, pilih hijab dalam warna hitam atau putih atau kuning. Senada bukan?

Busana Muslim sebaiknya juga tampil sederhana, tidak terlalu mencolok. Perlu juga keterampilan memilih aksesori yang tepat. Jika motif hijab sudah berwarna terang, sebaiknya pilih aksesoris yang redup. Hitam selalu menjadi pilihan aman.

“Apa pun gaya hijabnya, harus terlihat apa yang ingin dijadikan fokus. Harus punya fashion statement,” tambah Fitri. Riasan wajah pun tak kalah penting. Sebisa mungkin jangan tabrakan warna riasan dengan warna jilbab.

Terakhir, jangan lupakan pakem berhijab. Fitri mengatakan, menutup diri sama dengan memakai busana sesuai syariat. Bagian sikut, leher, dan kaki harus benar-benar tertutup sama seperti kepala. “Ingat kembali syariatnya. Jangan sampai jadi korban trend.”   (rol/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Kisah Nyata: Mualaf di Persimpangan Syariat-Nya

Figure
Organization