Topic
Home / Berita / Internasional / Amerika / Subhanallah, Atlet ini Hidup Kembali Setelah Tidak Bernafas Selama Sebulan

Subhanallah, Atlet ini Hidup Kembali Setelah Tidak Bernafas Selama Sebulan

atlit hidup lagidakwatuna.com – Colorado.  Desember tahun lalu, pelari marathon bernama Victor Carlos (42) sakit flu yang kemudian membuat dia harus berhenti bernapas selama sebulan. Awalnya dia hanya terkena flu, namun ternyata itu buka flu biasa. Ia menderita infeksi bakteri akut.

“Saat dilarikan ke rumah sakit, kadar oksigen dalam tubuhnya hanya 57 persen. Padahal normalnya 95 persen,” sebut istri Carlos dan dikutip dari CNN, Sabtu (19/10/2013).

Tanpa ragu, saat itu dokter menyatakan bahwa Carlos menderita acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau sindrom sulit bernapas akut. Sindrom ini membunuh perlahan dengan menyerang paru-paru Carlos.

“Bukan hanya itu. Beberapa organ dalam tubuhnya juga mengalami kegagalan, yang juga disebabkan oleh bakteri yang sama. Ginjalnya tidak bekerja. Hatinya tidak bekerja. Tulang sumsumnya pun demikian,” papar dr Ashol Babu, ahli bedah kardiotorakik dari University of Colorado Hospital.

Menurut Babu, jika waktu itu ia memaksa memasukkan oksigen ke paru-paru Carlos, bisa jadi Carlos justru tidak selamat. Namun tanpa oksigen, tentu organ-organ tubuh Carlos akan mati. Satu-satunya jalan bagi Babu untuk menyelamatkan Carlos adalah dengan sebuah prosedur tindakan medis yang disebut extracorporeal membrane oxygenation (ECMO).

dr Babu ‘mengistirahatkan’ paru-paru Carlos untuk tidak bernapas. Ia kemudian memasukkan selang khusus ke dalam jantung Carlos. Sebuah pompa mengalirkan darah dari dalam tubuh. Darah itu kemudian mengalir ke mesin oksigenasi. Di mesin itulah darah dibersihkan dari karbon dioksida dan dilebur dengan oksigen. Baru kemudian darah dialirkan kembali ke dalam tubuh Carlos. Mesin ini berperan sebagai paru-paru eksternal bagi kelangsungan hidup Carlos.

“Jadi darah yang sudah mengandung oksigen itu hanya melewati paru-paru asli Carlos. Paru-paru aslinya tetap bisa hidup dengan adanya aliran darah, tanpa melakukan proses oksigenasi sendiri. Saat dilihat menggunakan sinar X, terlihat paru-paru Carlos hanya ‘tertidur’. Proses ini kami lakukan hingga paru-paru yang terinfeksi itu sembuh dengan sendirinya,” jelas dr Babu

Keluarga Carlos mengaku dr Babu pernah berkata, peluang Carlos untuk bertahan hidup hanya 40-50 persen. Dr Babu pun menyatakan, proses ECMO hanya akan berlangsung sepekan, meski ternyata Carlos tetap hidup dengan alat ini selama sebulan. Carlos menjadi pasien dengan ECMO terlama yang pernah dirawat dr Babu.

Lewat sebulan, bagaikan keajaiban, paru-paru Carlos ‘hidup’ kembali. Walaupun demikian, ia tidak bisa pulang begitu saja. Carlos masih harus menunggu tujuh pekan agar dokter dapat memastikan ia sudah pulih sepenuhnya.

“Sepulang saya ke rumah, saya mulai belajar berjalan lagi. Awalnya memutari blok perumahan saja. Esoknya saya berjalan lebih jauh lagi, dan lebih jauh lagi. Enam bulan kemudian, yaitu bulan Mei, saya sudah berlari lagi. Padahal dokter bilang saya baru bisa berlari bulan November,” ujar Carlos.

Kini Carlos tengah giat berlatih untuk mengikuti Denver Rock ‘N Roll Marathon pada 20 Oktober mendatang. Carlos mengaku ia bukan berlari untuk kompetisi jarak dan waktu, melainkan karena ia bisa berlari.

“Sekarang berlari menjadi hal yang lebih bermakna bagi saya. Setiap kali berlari, saya selalu ingat orang-orang yang menolong saya saat saya tidak bisa berlari. Keluarga, para dokter dan suster, rekan-rekan kerja, tetangga.. dan semua yang mendoakan kesembuhan saya waktu itu,” kenang Carlos. (detik/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Sugeng, Pasien Pengidap Kanker Paru Mendapat Perawatan di RSP IZI Yogyakarta

Figure
Organization