Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Tangga Menuju Kemuliaan Tawadhu’

Tangga Menuju Kemuliaan Tawadhu’

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku "Tangga Kemuliaan Menuju Tawadhu’".
Cover buku “Tangga Kemuliaan Menuju Tawadhu’”.

Judul: Tangga Kemuliaan Menuju Tawadhu’
Penulis: Khozin Abu Faqih Lc
Penerbit: Al I’tishom – Jakarta
Tebal: 166 Halaman; 12 x 18 cm
ISBN: 979-9516-17-X

dakwatuna.com – Tawadhu’ merupakan salah satu akhlak istimewa yang harus dimiliki oleh kaum muslimin. Tawadhu’ berarti rendah hati dan lemah lembut terhadap sesama kaum muslimin. Tawadhu’ bermakna juga tegas kepada orang kafir. Agar kaum muslimin dan Islam tidak diperlakukan semena-mena oleh para Musuh Islam itu.

Tawadhu’ merupakan kebalikan dari sifat sombong. Ia merupakan sifat pertengahan antara sombong dan rendah diri. Jika sombong telah mengakibatkan setan diusir dari surga dan menjadi makhluk terlaknat, maka Tawadhu’ berhasil menjadikan Adam dan Istrinya sebagai manusia yang diampuni setelah keduanya melakukan dosa.

Satu di antara banyaknya indikator sifat Tawadhu’ seseorang adalah kemauan untuk mengakui kesalahan dirinya. Jika ia seorang suami, satu di antara banyaknya tanda sifat Tawadhu’nya adalah kerelaannya untuk membantu tugas rumah seorang istri. Sebagaimana diceritakan oleh ‘Aisyah, bahwa Rasulullah terbiasa membantu pekerjaan rumah istrinya saat beliau di rumah dan keluar rumah ketika tiba waktunya shalat.

Tawadhu’ memiliki 3 ciri. Ia dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan, kekuatan serta peluang untuk berlaku sombong, tetapi ia tidak bersikap sombong karena mengharap keridhaan Allah. Kedua, Tidak dilakukan secara berlebihan. Jika berlebihan, Tawadhu’ bisa berubah menjadi sombong ataupun membanggakan diri. Sedangkan yang ketiga, Tawadhu’ dilakukan pada waktu dan situasi yang tepat. Dalam hal ini, diperbolehkan berlaku sombong di depan orang yang sombong. Sebagaimana sikap berjalan tegap dengan gagah di depan musuh dalam peperangan.

Ada empat jenis Tawadhu’. Pertama, Tawadhu’ kepada Allah. Berupa sikap merasa rendah diri di hadapan Allah yang Maha Mulia. Perasaan rendah diri di hadapan Allah merupakan sikap terpuji yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabatnya. Kedua, Tawadhu’ kepada Rasulullah. Yaitu mengikuti ajaran dan teladan Rasulullah, tidak mengada-adakan suatu ibadah sendiri, tidak menganggap kurang apa yang telah diajarkan beliau dan tidak menganggap diri lebih utama dari beliau (Hal 41).

Ketiga, Tawadhu’ kepada Agama. Dalam hal ini, dibagi menjadi 3 tingkatan. Pertama, tidak memprotes apa yang dibawa oleh Rasulullah. Kedua, Tidak berburuk sangka kepada dalil Agama. Dan yang ketiga, Tidak mencari-cari jalan untuk menyalahi dalil.

Sedangkan jenis Tawadhu’ yang keempat adalah Tawadhu’ kepada sesama Hamba Allah. Yaitu sikap lemah lembut, kasih sayang, saling menghormati, saling menghargai, saling memberi dan menerima nasihat, dan seterusnya (Hal 46).

Islam sebagai agama yang mulia memiliki jutaan jenis kebaikan. Dan kunci dari kebaikan itu ada pada Tawadhu’. Sedangkan kunci dari segala macam keburukan adalah sombong. Tawadhu’ juga merupakan sifat para Nabi dan makhluk-makhluk utama, seperti malaikat. Sehingga, siapa saja yang berhasil menjadikan Tawadhu’ sebagai salah satu akhlaknya, maka ia akan diberi derajat yang tinggi. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bertanah air, Tawadhu’ merupakan salah satu perekat bagi persatuan dan kesatuan umat. Sedangkan dalam konteks dakwah, Tawadhu’ bisa menjadi formula ajaib untuk melunakkan hati objek dakwah.

Maka Tawadhu’, menjadi sebuah kemestian yang harus diupayakan keberhasilannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menggapai tangga kemuliaan sifat ini adalah : Mengenal Allah, Mengenal Diri Sendiri, Mengenal Aib Diri, Merenungkan Nikmat Allah, Merenungkan Akibat Kesombongan dan Manfaat Tawadhu’, Mewaspadai Pujian, Melatih Diri Berakhlak dan Membersamai  Orang-orang Tawadhu’ serta Berdoa.

Semoga Allah anugerahi kita sikap tawadhu’, sehingga kemuliaan menjadi pahala yang kelak kita peroleh ketika menghadap Allah. Semoga Allah menjauhkan kita dari sikap sombong. Semoga Allah jauhkan kita dari bisikan setan dan sikap sombong yang ada pada makhluk terlaknat itu. Aamiin.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Penulis, Pedagang dan Pembelajar

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization