Topic
Home / Berita / Agenda Umat / Mesir bergejolak: Tamarrud vs Tajarrud

Mesir bergejolak: Tamarrud vs Tajarrud

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Demo Anarkis Oposisi Mesir (foto BBC)
Demo Anarkis Oposisi Mesir (foto BBC)

dakwatuna.com – Mesir.  Tamarrud[1] secara bahasa yang berarti pembangkangan, kata ini dinisbatkan kepada kelompok oposisi yang pemerintahan Mesir yang dibuat untuk melengserkan pemerintahan yang sah di Mesir. Gerakan tamarrud ini sudah di gaungkan beberapa minggu sebelumnya dan puncaknya hari ini yaitu hari ini ahad (30/06). Mereka berkumpul di kota-kota besar seperti Kairo, Alexandria, Luxor, dan lainnya. Di Kairo tepatnya di Tahrir  Square mereka berkumpul  dimulai kemarin sore.

Gerakan tamarrud ini terdiri dari para birokrat zaman rezim Hosni Mubarok dan keluarganya, anggota partai Hosni Mubarok dan preman-preman bayaran serta kaum koptik. Sejak sore kemarin banyak sekali kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan mereka pada demonstrasi kali ini mulai dari percampuran muda mudi, mabuk-mabuk an, pelecehan kaum wanita sampai anarkisme. Para demonstran kelompok tamarrud ini mendapatkan 1000 EGP (sama dengan 1,5 juta rupiah)  bagi preman dan 500 EGP (sama dengan 800 ribu rupiah) bagi orang yang ikut meramaikan saja. Sisi anarkisme gerakan ini mereka berani  melakukan pemerkosaan massal  dengan formasi lingkaran neraka,  membakar kantor cabang Ikhwan Muslimin dan cabang partai FJP di berbagai kota seperti Alexandria, Port Said, Bani Swif, Manufia dan tempat lainnya. Sebagaimana berita yang di langsir tadi malam, 3 orang korban meninggal dan 200 orang lebih yang terluka akibat ulah anarkisme gerakan tamarrud tersebut.

Gerakan tamarrud ini dibentuk oleh sekelompok orang yang tidak suka dengan kepemimpinan Mursi. Mereka menilai tidak ada perubahan yang signifikan pada zaman kepemimpinan Mursi sampai akhirnya mereka menginginkan Mursi dilengserkan dan PILPRES segera diadakan kembali. Mursi yang pada bulan Juni ini merupakan genap satu tahun dalam memimpin Mesir sebenarnya banyak prestasi yang di raih walaupun ada juga kekurangannya, sebagaimana pengakuan beliau dalam pidato resminya tiga hari yang lalu.

Pada sudut Mesir lain kita mendapatkan pemandangan menyejukkan, jutaan kaum Muslimin yang terdiri dari para dai, para politisi, para wiraswastawan, dan rakyat sipil biasa berkumpul dengan niat yang satu menginginkan Mesir aman, damai dan juga menginginkan Mursi tetap menjalankan tugas kepresidenannya sampai tiga tahun ke depan. Alasan nya,  mereka melihat Mursi adalah presiden yang sah yang didukung oleh rakyat Mesir dan sah secara konstitusi. Gerakan ini mereka sebut gerakan tajarrud[2] lawan dari tamarrud. Aksi damai ini dilaksanakan di Rab’ah Adawea kawasan Nasr City, mereka berkumpul  sejak hari Jum’at kemarin (28/06) sampai hari ini.

Pada aksi damai ini, selain mereka isi dengan orasi dan tausiah, aksi ini mereka isi juga dengan shalat 5 waktu berjamaah, do ‘a bersama pada waktu-waktu mustajab dan qiyamulail berjamaah pada seperempat malam, membaca qunut nazilah pada setiap shalat subuh dan kegiatan sosial lainnya. Sampai saat ini mereka menetap di Rab’ah Adawea sambil mengumpulkan tanda tangan dari rakyat yang menginginkan Mursi tetap menjabat, sampai tadi malam sesuai konferensi pers ketua gerakan tajarrud Ir. Ishom Abdul Madjid penggalangan tanda tangan sudah mencapai lebih dari 26 juta tanda tangan. Kita tunggu bersama apa yang akan terjadi hari ini? Semoga  Mesir  tetap pada status al-Qur’annya “baladan aminan” (negeri yang aman dan sentosa). (sbb/dakwatuna.com)



[1] Gerakan untuk melengserkan presiden Moursi, kelompok oposisi.

[2] Gerakan untuk mendukung presiden Moursi dan melanjutkan masa kepemimpinannya sampai akhir masa jabatan.

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Saya adalah mahasiswa pasca sarjana di universitas Al-Azhar Cairo, saya masuk di universitas tersebut pada tahun 2007. Tahun 2007 itu tahun pertama kali saya menginjakan kaki di negri kinanah, Mesir. Saya menempuh S-1 selama 4 tahun, alhamdulillah saya mampu menyelesaikan kuliah saya dengan tepat waktu. Tepat pada tahun 2011, saya selesai S-1 di universitas tersebut dan setelah itu saya langsung mendaftarkan diri saya ke jenjang pendidikan selanjutnya di universitas yang sama. Pada 2012 ini saya genap 5 tahun meninggalkan keluarga dan kampung halaman tercinta di Sukabumi Jawa Barat. Dengan niat mengharap ridho Allah meninggalkan kampung halaman serta keluarga untuk menuntut ilmu di negri para Nabi ini dengan harapan saya setelahnya kembali ke tanah air, minimal bisa memberikan sedikit solusi dalam permasalahan yang menimpa umat dan bangsa yang kita cintai, amin...

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization