dakwatuna.com – Pernahkah kita berpikir: mengapa rute Isra Mi’raj lewat Palestina? Kenapa tidak ke Masjid Nabawi? Atau dari Masjidil Haram Makkah, Buraq yang ditumpangi Nabi Muhammad langsung loncat ke atas langit… Pasti ada sesuatu di balik ini.
Ternyata ada beberapa alasan dijadikannya Baitul Maqdis tersebut sebagai tempat “take off” Buraq sesaat sebelum meninggalkan orbit bumi, menembus konstelasi langit, serta melewati permeabilitas dan permitivitas vakum ruang angkasa. Syeikh Imam Nawawi al Bantani, seorang ulama besar Banten dalam kitabnya, Tafsir Munir mengatakan bahwa ketika Buraq bertolak dari Masjidil Aqsha, jalan yang dilalui merupakan jalan lurus tanpa adanya belokan-belokan sehingga jarak tempuh menjadi lebih pendek. Bahkan sebuah riwayat menyebutkan bahwa pintu langit (tempat naiknya malaikat) berhadapan atau dengan kata lain tegak lurus dengan Baitul Maqdis dan merupakan tempat terdekat ke langit dengan jarak 18 mil.
Kemudian, kita lihat dari aspek lain. Perjalanan isra adalah perjalanan dari masjid ke masjid. Masjidil Aqsha merupakan masjid ketiga yang dianjurkan untuk dikunjungi setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Selain kedua alasan tersebut, ternyata fakta sejarah juga medukung. Baitul Maqdis pernah menjadi kiblat pertama umat Islam. Sehingga perjalanan Isra terjadi di antara dua kiblat. Jauh sebelum Rasulullah Muhammad SAW diutus, daerah sekitar Palestina merupakan negeri para Nabi dan Rasul. Suatu kawasan di mana para nabi dan rasul menyebarkan dakwah ilallah, menyeru manusia menyembah Allah SWT. Tempat perjuangan dalam melawan tekanan dan ancaman kaum kuffar. Di sanalah terdapat makam para Nabi dan Rasul, manusia pilihan Allah SWT.
Ternyata hingga saat ini pun Palestina masih hangat diperbincangkan di seantero dunia. Cerita heroik masih terus berlanjut. Dari dulu hingga sekarang, darah para syahid masih berlumuran di Palestina. Sejak pembebasan dari Pasukan Salib oleh Shalahudiin al Ayyubi sampai pada perjuangan HAMAS dengan segenap mujahidin Al Aqsha menghiasi sejarah Palestina. Lebih dari 90 tahun sejak Deklarasi Balfour diumumkan tahun 1917 dan dengan didukung Resolusi PBB nomor 181 pada tanggal 29 November 1947, zionis Israel menduduki Palestina.
Jadi, berbicara Isra Mi’raj maka kita sedang menerobos perjalanan maha dahsyat dalam lintasan sejarah. Ia memang dikhususkan untuk manusia terkhusus di dunia ini. Bukan hanya untuk menghibur Sang Nabi di saat susah (‘amul huzn), tapi juga betapa perjalanan ini mengandung nilai serta spirit perjuangan yang tak ada hentinya. Perjuangan yang dibungkus dengan keyakinan akan kebenaran kuasa Allah SWT. Bahwa kemenangan pasti akan datang. Termasuk kemenangan dalam merebut bumi Palestina, bumi Mi’raj Rasulullah, dari genggaman Zionis la’natullah….
Redaktur: Aisyah
Beri Nilai: