Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Perjalanan Jakarta – Bangkok; Mengenang Petualangan Haraki Seorang Putri

Perjalanan Jakarta – Bangkok; Mengenang Petualangan Haraki Seorang Putri

Ilustrasi (math.nie.edu.sg)

dakwatuna.com – Hari ini, Senin 13 Juni 2011, jam 13.04 waktu Jakarta (WIB), saya sudah duduk di bangku pesawat terbang. Saya dan rombongan akan terbang ke Bangkok.

Layar monitor di depan saya menyuguhkan informasi perjalanan yang akan kami tempuh:

a. Ada peta kawasan Asia Tenggara dengan negara-negara anggotanya: Burma, Thailand, Kamboja, Laos dan Vietnam dalam satu deretan. Di bagian bawah negara-negara tadi ada Malaysia, Singapura, Brunei dan Philipina. Dan pada bagian paling bawah ada Indonesia dan Timor Leste. Negara benua Australia juga tampak dalam layar monitor tersebut.

b. Ada juga informasi jarak perjalanan yang akan kami tempuh, perjalanan Jakarta menuju Bangkok. Total perjalanan yang akan kami tempuh adalah 1426 mil, cukup jauh, lebih dari 3 jam perjalanan dengan kapal terbang.

Saat itu, ada beberapa hal terlintas dalam pikiran saya, di antaranya:

1. Di abad VII – VIII M, kekuasaan kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang Sumatera Selatan dan beragama Budha, pernah sampai di kawasan atas dari peta Asia Tenggara ini.

2. Di abad XIII – XV M, kekuasaan kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan Jawa Timur dan beragama Hindu, juga pernah sampai di kawasan ini.

3. Di sekitar abad XIV M, di negara yang sekarang bernama Kamboja (ingat nama bunga Kemboja), pernah berdiri sebuah kerajaan Islam Campa (ingat nama bunga Cempaka). Ada yang menarik dari negeri dan kerajaan Campa ini, paling tidak, ada dua hal yang menarik, yaitu:

a. Negeri Campa muslim menjadikan salah satu fungsi negaranya adalah melaksanakan dakwah Islam dan menyebarkannya (nasyrul fikrah) di kawasan di bawahnya, mulai dari Thailand selatan, Malaysia, Sumatera, dan Jawa. Bahkan, para walisongo di Jawa, hampir seluruhnya mempunyai hubungan dengan negeri Campa ini. Bisa kita bayangkan, betapa gigih dan militannya para dai dari negeri Campa ini. Mereka telah menempuh perjalanan yang tidak dekat demi menjalankan kewajiban dakwah Islamiyah ini. Terlebih lagi jika kita ingat bahwa mereka menempuh perjalanan laut yang sangat berat.

b. Menurut cerita, kerajaan Campa yang beragama Islam, menyerahkan salah seorang putrinya yang sangat cantik jelita kepada Brawijaya, salah seorang raja Majapahit, agar dijadikan permaisuri sang raja. Saya tidak tahu bagaimana “ijtihad fiqih haraki” zaman itu, yang saya tahu, sang putri yang lalu menjadi permaisuri raja itu beragama Islam, ia adalah saudara kandung Sunan Ampel, salah seorang walisongo. Yang jelas, sang putri yang menjadi permaisuri itu tetap menjalankan misi dakwah Islam, harapannya, ia mempunyai seorang putra yang akan dididiknya menjadi seorang muslim, dan sebagai putra raja, ia berpeluang menjadi putra mahkota!

Menurut cerita, misi sang permaisuri terbongkar, maka ia dicerai oleh sang raja dan dihibahkan kepada bupati Palembang yang bernama Arya Damar, sebuah bentuk halus dari hukum buang. Waktu itu sang putri dalam keadaan hamil, dan saat melahirkan, ternyata anaknya laki-laki, itulah dia pangeran Jinbun yang kemudian bergelar Raden Fatah, pendiri kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.

Diceritakan pula bahwa adipati Arya Damar akhirnya juga masuk Islam.

Sungguh, sebuah “petualangan” misi dan dakwah yang luar biasa, setelah ada ijtihad fiqhi dan haraki yang juga luar biasa!!!

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (14 votes, average: 9.00 out of 5)
Loading...
Bapak kelahiran Demak. Memiliki hobi yang sangat menarik, yaitu seputar Islamic dan Arabic Program. Saat ini bekerja sebagai dosen. Memiliki pengalaman di beberapa organisasi, antara lain di Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU).

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization