Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kenapa Harus Wanita Shalihah?

Kenapa Harus Wanita Shalihah?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

dakwatuna.com – Bismillah..

Ilustrasi (Danang Kawantoro)

Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?

Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..

Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..

Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?

Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…

Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..

Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?

Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?

Aku menjawab..

Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.

Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..
Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..

Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..

Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?

Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?

Aku menjawab..

Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.

Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?

Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.

Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?

Pada akhirnya, akupun menjawab…

Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..

Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…

Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.

Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…

Seberat itukah?

Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…

Taipei, 02 Juni 2010

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (627 votes, average: 9.51 out of 5)
Loading...

Tentang

Terlahir dengan nama Ario Muhammad tanggal 14 September 1987, di pelosok utara Halmahera. Sampai sekarang orang mengenal kecamatan tersebut sebagai salah satu lokasi awal terjadinya kerusahan SARA diawal tahun 2000-an. Malifut, sebuah kecamatan kecil di Halmahera Utara. Sudah hampir 2 tahun saya belum sempat menginjakkan kaki lagi di tanah kelahiran. Ingin sejenak mengenang sungai kecil tempat men...ceburkan diri dan belajar berenang ketika masih berseragam merah putih. Ingin sejenak bercerita pada sungai-sungai jernih yang sering menemani soreku bersama para sahabat untuk menangkap udang, ikan atau sejenisnya, kemudian diperlihara secara sederhana dirumah. Meski akhirnya, selang beberapa hari, peliharaan-peliharaan itu harus mati karena tak cukup oksigen. Buatku, masa kecil hingga remaja akan sangat mempengaruhi pola hidupmu dalam tahun-tahun mendatang. Kenangan hidup didaerah pelosok adalah wangi harum bumi yang merasuk erat di dalam tubuhku. Menghabiskan hari dengan memancing ikan, meski dengan itu harus sedikit nakal karena tak menuruti perintah ayah-ibu untuk tidur, adalah kenangan-kenangan hidup yang terlalu sulit untuk sekedar kulupakan. Juga menghabiskan malam di surau kecil dengan terang lampu yang tidak sebercahaya di kota, membuatku duduk menyepi sambil menghafal ayat demi ayat di Juz Amma, kemudian melaporkan kepada Ustad-ku yang sudah siap dengan rotan bambu-nya yang cukup membuat betis pedia jika salah dalam berbuat. Sungai, bukit, hutan, mengaji, bermain sepuasnya, adalah hari-hari yang mengagumkan dan menjadi kenangan terindah dalam hidupku.

Sayangnya, alam tak mau menempatkanku berlama-lama dengannya. Tahun 1999, di akhir tahun seingatku. Semua penghuni rumah dibangunkan karena kerusuhan SARA baru saja bergolak. Memasuki fase baru dalam hidup yang jauh berbeda dengan sebelumnya, tentu membuatmu tegang. Dulu, yang biasanya kuhabiskan sore dengan memanen sayur atau tanaman di kebun luas milik kakakku, kini harus berganti dengan deruan pukulan tiang listrik, membuat bom, hingga berita-berita tentang kematian demi kematian. 2 tahun masa itu kulewati hingga rasanya sangat kebal ketika menyaksikan perang, melihat mayat, hingga termenung memandang puing-puing rumah yang terbakar.

Memasuki awal 2000, akirnya semua harta keluarga ludes, terbakar, dan hanya meninggalkan puing sejarah yang terlalu kelam untuk sekedar di kenang.

Kujejakkan kakiku di Ibu kota Provinsi Maluku Utara kala itu. Ternate namanya� Cukup prestisius dimataku. Karena setidaknya, aku bisa menyaksikan mobil yang banyak lalu lalang, menyaksikan teriakan orang-orang di pasar-pasar yang cukup ramai. Semuanya mengingatkanku dengan kebiasaan menghitung jumlah kendaraan yang lewat di depan warung kecil keluargaku. Sering sekali kuhitung berapa jumlah motor yang lalu lalang dalam 3 atau 4 jam, kemudian membayangkan, kapan kira-kira tempat kelahiranku ini menjadi ramai seperti kota-kota yang ada di tayangan televisi yang kusaksikan. Mungkin semegah Surabaya, ketika kukunjungi dalam usiaku yang ke 11. Atau seluas Bau-bau yang kecil namun berkesan bersama penjual madu yang melimpah. Itu impian sederhana dari seorang Ario kecil. Terlihat aneh jika kuingat-ingat sekarang :)

Ternate, buatku adalah awal gerbang kompetisi. Menikmati masa SMP di SMP N. 4 Ternate, kemudian menamatkan SMA di SMA N. 1 Ternate, adalah bagian dari cerita hidup yang selalu dahsyat untuk di kenang. Menghabiskan masa remaja bersama berbagai aktivitas dan banyaknya karakter menumbuhkan semangat tersendiri buat saya untuk sekedar memahami lebih dalam tentang kehidupan itu sendiri. Hingga ketika berumur 17 tahun, sebuah musibah kecil menimpa keluargaku, yang kemudian, akhirnya menyatukan kepingan-kepingan kerapuhan dalam diriku untuk mengajaknya bertahan, terus berirama dan beresonansi bersama nyanyian hidup yang mau tidak mau harus ku teruskan. Setidaknya, episode kecil itu membuatku lebih memahami siapa kekuatan Maha Dahsyat dibalik takdir yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Peristiwa kecil ini juga mempererat tali cinta antara aku bersama bidadari-bidadari-ku dalam keluarga kami. Mungkin jarang terucap, namun kami punya cara untuk sekedar saling merasa tentang keadaan kami yang masih sama-sama belajar. Mereka, saudara-saudariku, adalah sosok pemberi sejuta inspirasi, juga sosok-sosok hangat yang selalu mengerti siapa aku dan bagaimana aku dengan segala keterbatasannya. Mereka pula yang akhirnya mampu menafsirkan, bagaimana seharusnya hidup itu bertransformasi, bagaimana seharusnya sebuah hubungan darah mampu terbangun dan menjadikan istana kehidupan kita berseinergi bersama keinginan alam yang matu tidak mau harus kita hadapi. Merekalah guruku.. Merekalah inspirasi yang takkan pernah kendur, dan takkan pernah habis dimakan zaman.

Dan akhirnya, 4 tahun adalah waktu yang cukup untuk sekedar menghabiskan hariku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pilihan menjadi seorang Insinyur adalah takdir yang harus kutulis dan kujalani. Hingga dalam perjalananku, aku menemukan mereka-mereka yang menggetarkan. Meski hanya lewat ucap, lewat laku, atau bahkan hanya dari buku-buku. 4 tahun bersama Yogyakarta, membuat karakterku tumbuh dengan segala �warna� yang ada padanya. Mengenal pribadi-pribadi Al-qur�an di kota ini telah menyihir segala pemahamanku tentang hidup dan orientasi dalam menjalaninya. Mungkin saya tidak merasa, namun sejatinya, pengaruh-pengaruh mereka telah membentuk karakter dan idealisme yang baru. Semuanya kudefenisikan sebagai proses perubahan. Hidup sangat dinamis, jika karaktermu tetap sama dalam bilangan tahun yang terus terlewati, maka ada yang salah dengan ke-dinamis-anmu. Maka dinamisasi jugalah yang membuat karakter siapapun ikut berubah. Satu hal penting yang tak boleh hilang. Proses transformasi ini harus senantiasa kembali kepada-Nya, berjalan dalam jalur-Nya, dan berkembang sesuai dengan titah-Nya.

2 September 2009. Kumulai menuliskan episode baru dalam hidupku. Sebuah transformasi hidup yang juga baru akan kujalani. Di negeri formosa, akan kulukis cerita, kucatatkan pelangi pada langit-langitnya hingga nanti semua kumpulan episode ini menjadi berharga dimata-Nya. Taiwan Technology atau National Taiwan University of Science and Technology adalah tempat dimana kutitahkan semua perjalanan ini. Membuat cerita baru di tempat yang baru tentu perlu adaptasi yang keras juga membutuhkan proses dan waktu yang memadai. Semoga cerita di formosa, menjadi kenangan indah, seperti kenangan masa kecilku, remajaku, hingga menjemput tranformasi hidup di bumi Yogyakarta.

2 Tahun, akan kujalani cerita bersama tumpukan paper, tugas kuliah, dan tentunya bermacam aktivitas yang akan menemaniku untuk membentuk karakter yang lebih utuh. Anggap saja ini adalah �jalan-jalan�. cerita �jalan-jalan� untuk merebut �jalan� panjang menuju syurga-Nya, jalan sederhana yang sengaja tergariskan oleh-Nya untuk menguji apakah sosok Ario akan terlindas oleh zaman atau akan kokoh bersama waktu. Semoga proses ini menumbuhkan siapapun yang melewatinya, menumbuhkan sakura hingga bersemi, mencairkan salju hingga datang panas, dan mengeringkan suhu yang sering membuatku menggigil ketika musim dingin tiba.

Alhamdulillah, sebelum menggenapi cita-cita untuk lulus master dari Taiwan Technology, aku meminang seorang gadis Trenggalek, Ratih Nur Esti Anggraini dengan mengcuapkan mitsaqan Ghaliza pada tanggal 2 Juli 2011. Dan 17 hari kemudian, Allah memberikan hadiah indah yang lain, di hadapan Prof. Yang CC (NTOU), Dr. Wang H. (China Consultant Inc.), Prof. Chun, Tao Chen (Taiwan Tech), dan Advisor saya, Prof. Chang Ta Peng, saya berhasil mempertahankan Thesis saya dan mendapatkan gelar M.Sc.(Eng) atau MSE.

Saat ini, saya bersama Istri sedang menikmati episode baru menjadi sepasang suami-istri yang semoga dapat saling mencintai karena Allah satu sama lain.

teruslah berjuang kawan, karena episode hidup selalu akan bertransformasi mengikuti usahamu.

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization