Topic
Home / Berita / Pembangunan Masjid di Ground Zero Dapat ‘Lampu Hijau’

Pembangunan Masjid di Ground Zero Dapat ‘Lampu Hijau’

dakwatuna.com – New York. Keinginan komunitas Muslim di New York yang tergabung dalam Cordoba Initiative untuk membangun sebuah masjid yang berjarak hanya dua blok dari ground zero, tampaknya sebentar lagi bakal menjadi kenyataan. Komisi tata kota New York telah menolak tuntutan kelompok sayap kanan yang menentang pendirian masjid itu, untuk melestarikan bangunan kuno yang bakal dijadikan masjid itu.

Dengan penolakan itu, komisi tata kota berarti menyetujui usulan perubahan bangunan bergaya Italia buatan tahun 1850 itu untuk diubah menjadi masjid dan kegiatan bisnis lainnya. Bangunan itu terletak tepat di utara menara kembar WTC yang runtuh pada serangan 11 September 2001. Rencananya bangunan kuno itu akan diubah menjadi bangunan 13 lantai yang terdiri dari restoran, kolam renang, dan kegiatan bisnis lainnya, selain sebuah Masjid. Proyek ini diperkirakan memakan biaya sekitar 100 juta dolar AS.

Rencana pembangunan Masjid itu kontan menuai protes dari kalangan sayap kanan di Amerika dengan dalih bisa dijadikan sebagai simbol serangan alqaidah terhadap menara WTC. Mereka dengan dalih ingin melestarikan bangunan kuno, meminta komisi tata kota New York untuk menolak izin alih fungsi bangunan kuno tersebut.

Namun, permintaan kelompok penentang itu ditolak. Selasa waktu setempat, Komisi Tata Kota New York secara bulat menolak untuk melestarikan bangunan kuno tersebut. Bangunan itu ikut rusak akibat terkena runtuhan menara kembar WTC dan sejak itu tak pernah dipakai lagi.

Meskipun sudah mendapatkan ‘lampu hijau’, tak berarti perjuangan mendirikan masjid di sana bakal berjalan mudah. Kelompok penentang masih akan malanjutkan aksinya untuk menolak pembangunan masjid tersebut. Bahkan, sekelompok pengunjuk rasa hadir pada saat penentuan keputusan Komisi Tata Kota. Salah seorang dari demonstran membawa poster yang bertuliskan, ”Tidak 11/9, kemenangan masjid”.

Rencana pembangunan masjid yang menyatu dengan Islamic Center itu digagas oleh Cordoba Initiative, sebuah kelompok yang dibentuk setelah peristiwa 9 September untuk membangun komunikasi antara Islam moderat dan Barat. Namanya diambil dari sebuah kota di Spanyol yang terkenal dengan toleransi beragama ketika masih di bawah kekuasaan Islam. (Budi Raharjo/Guardian/RoL)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (9 votes, average: 9.67 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Seminar Nasional Kemasjidan, Masjid di Era Milenial

Figure
Organization