Topic
Home / Berita / Oposisi Malaysia Sampaikan Keprihatinan Hubungan Malaysia-Indonesia

Oposisi Malaysia Sampaikan Keprihatinan Hubungan Malaysia-Indonesia

dakwatuna.com – Kuala Lumpur. Oposisi Malaysia menyampaikan keprihatinan atas ketegangan hubungan Malaysia-Indonesia, beberapa pekan terakhir, yang dipicu oleh isu kebudayaan, pekerja migran dan perbatasan.

“Kami mohon agar kedua pemerintahan, Malaysia-Indonesia proaktif menyelesaikan ketegangan ini. Begitu juga dengan lapisan berikutnya, partai politik, LSM dan pers harus saling meredam ketegangan hubungan kedua negara bertetangga dan serumpun,” kata Salahuddin Haji Ayub, salah seorang pemimpin PAS, partai oposisi Malaysia, di Kuala Lumpur, Senin.

Salahuddin yang juga anggota parlemen Malaysia dari PAS (partai Islam se-Malaysia) dan Syed Azman Syed Ahmad, salah seorang pemimpin pemuda PAS dan anggota DPRD Terengganu serta Eksekutive Migran Care Malaysia, Alex Ong, mendatangi KBRI dan menemui Wakil Dubes Tatang B Razak untuk menyampaikan keprihatinan.

“Kami prihatin dengan aksi sweeping warga Malaysia di Jakarta dan juga pembakaran bendera Malaysia oleh para pengunjuk rasa di Indonesia. Itu sudah menyinggung dan merobek martabat dan harga diri rakyat Malaysia,” kata Syed Azman.

“Hormati para pahlawan kami yang sudah berjuang dengan darah dan nyawa untuk kemerdekaan Malaysia,” katanya.

Salahuddin juga menegaskan kembali sebagian besar Melayu Malaysia itu, merupakan keturunan orang Indonesia dari berbagai suku. Misalkan Aceh, Minang, Jambi, Riau, Palembang, Jawa dan Bugis. “Mereka membawa kebudayaan dan keseniannya ke Malaysia kemudian melestarikannya di sini,” katanya.

“Kami tidak mencuri kebudayaan Indonesia dan kami tidak mengklaim kebudayaan Indonesia. Itu hanya tuduhan pers Indonesia saja,” kata dia.

Dia menegaskan, tuduhan pers Indonesia bahwa Malaysia mengklaim Tari Pendet Bali. “Bagaimana mungkin Malaysia mengklaim Tari Pendet Bali. Dalam enam film dokumenter Enigmatic Malaysia tidak ada cerita soal Bali, apalagi Tari Pendet. Bagaimana bisa pers Indonesia menuduh Malaysia klaim mencuri Tari Pendet. Itu hanya gambar yang ternyata salah letak oleh Discovery Channel,” katanya.

Contoh lain, Malaysia mengklaim reog Ponorogo. Malaysia tidak pernah mengklaim reog, namun rakyat Malaysia di Batu Pahat, Johor Bahru yang asalnya dari Ponorogo melestarikan kesenian itu secara turun-temurun.

“Kami tidak pernah klaim itu orisinil Malaysia, hanya pers Indonesia saja menuduh dan memberitakan hal itu kemudian diyakini kebenarannya oleh rakyat Indonesia,” katanya.

Begitu pula dengan batik. Malaysia hanya mematenkan motif batiknya yang berbeda dengan batik asal Indonesia. “Kami tidak pernah mengklaim batik itu orisinil Malaysia,” kata Salahuddin.

Wakil Dubes RI Tatang B Razak berjanji akan menyampaikan keprihatinan politisi oposisi Malaysia kepada pemerintah Indonesia.

Namun dia juga minta agar pers Malaysia tidak cenderung memberitakan hal-hal negatif mengenai TKI. Sampaikan juga peranan positif TKI terhadap pembangunan ekonomi dan SDM Malaysia yang begitu besar.

“Kalian oposisi `kan berkuasa di beberapa negara bagian, misalkan di Selangor dan Pulau Pinang, cobalah kalian berbuat berbeda kepada TKI. Buatlah aturan yang lebih kondusif bagi TKI sehingga membuat senang rakyat Indonesia,” kata Tatang.

Menanggapi hal itu, Salahuddin dan Syed Azman mengatakan, amandemen UU tentang Tenaga Kerja memang menjadi target oposisi Malaysia sehingga lebih melindungi dan memberikan iklim yang nyaman bagi pekerja migran. (ant)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 4.40 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

ASEAN Diminta Tekan Myanmar Akhiri Kekerasan Atas Muslim Rohingya

Figure
Organization