Topic
Home / Berita / Hari-Hari Muslimah di Barat

Hari-Hari Muslimah di Barat

dakwatuna.com – Sebelumnya ia tidak begitu kenal dengan Islam, sampai akhirnya ia berkunjung ke Mesir. Di sana ia berjumpa dengan seorang muslimah yang memotivasinya untuk kembali belajar tentang Islam. Dari sinilah awal permulaan kisahnya.

Ia adalah Na’imah Robert, Pimpinan Redaksi Majalah “Al Akhawat”, ia berdomisili di Amerika Serikat bersama keluarganya. Ia sekarang tidak hanya menutup aurat saja, bahkan ia memakai niqab atau cadar.

Ia mendiskusikan soal tantangan yang dihadapi komunitas muslim minoritas, terutama muslimah di tengah-tengah kepungan Sekularisme Barat.

Ia menuliskan:

“Sebagai seorang muslimah yang hidup di dalam masyarakat Sekular, Anda menghadapi kondisi yang kontradikstif: Satu sisi Anda dituntut untuk beragama dengan ta’at. Karena agama adalah aqidah dan sistem hidup, sebagaimana yang dipraktekkan Rasulullah saw. semenjak seribu empat ratus tahun yang lalu.

Islam agama yang mempengaruhi jalan pikiran Anda, cara perilaku Anda, bagaimana Anda berbicara, tata cara Anda berpakaian. Islam adalah lingkup ibadah dan pengorbanan, menjalankan kewajiban, melakukan kebaikan… Dan Islam juga lingkup iman.

Sisi kedua adalah, Anda menghadapi “dunia” di mana Anda berada, tempat Anda bekerja dan menikmatinya. Sisi kedua ini penuh dengan tarikan-tarikan, pergulatan sosial, dipenuhi promosi komoditas, iming-iming fasilitas, dan lain-lain.

Meskipun jumlah komunitas muslim, terutama muslimah yang berhijab atau menutup aurat kian bertambah pesat di masyarakat Barat, masih ada saja penggambaran media massa yang cenderung negatif tentang muslimah.

Muslimah digambarkan seolah-olah fundamentalis, tidak berdaya, hidup dalam dunia sempit, terisolasi dari pergaulan, mereka dipersepsikan seolah-olah tidak berwawasan, tidak memiliki cita-cita, dan tidak memakai pakaian kecuali hanya berwarna hitam gelap saja!.

Sebenarnya mereka tahu, bahwa kami muslimah ini mempunyai tradisi atau kebiasaan khusus bagi wanita muslimah, dan pakaian yang kami pakai adalah sebaik-baik pakaian dan sebaik-baik perhiasan!?

Bukankah cannel BBC sering memberitakan bahwa dibalik pakaian hitam muslimah ada kehidupan lain yang lebih bermakna dan lebih baik dari apa yang mereka sangka atau bahkan dari kehidupan mereka?!

Betapa banyak di antara mereka yang takjub ketika mengetahui “Romantisme Halal” dan cinta sejati pasangan suami-istri dari keluarga muslim, bertahun-tahun lamanya mereka hidup berpadu dalam naungan Islam, rumah tangga harmonis yang dipenuhi dengan putra-putrinya dalam jumlah banyak.

Memang, masih sedikit manusa di Barat yang mengetahui keterbukaan dalam lingkup suami-istri dalam agama Islam, padahal urusan ini sangatlah gamblang diterangkan dalam hadits-hadits nabi dan hukum-hukum fiqh.

Akan tetapi dalam realitas kehidupan, ada wanita muslimah di Barat –di bawah tekanan opini ini- dalam persimpangan jalan dan kegamangan antara dua tarikan ini,: Antara Islam sebagai aqidah dan dunia atau masyarakat Sekular di mana mereka tinggal.

Inilah dua kondisi yang menyerupai atau ibarat Timur dan Barat, atau antara masa lalu dan masa depan. Persoalan ini membutuhkan sikap tawazun –seimbang-, dan kesabaran berlipat.

Dan kita tidak mungkin mampu melaksanakan tugas kecuali dengan kedua cara ini, yaitu tawazun dan sabar.

Kami telah memilih mempraktekkan Islam di Amerika Serikat, dan kita mampu menginjakkan kaki dengan tegar pada dua kondisi kontradisktif itu.

Akhirnya kita berharap, kita bisa hidup lebih baik dalam dua dunia yang berbeda ini.” Amin (it/ut)

Redaktur:

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (14 votes, average: 9.93 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization