Topic
Home / Berita / Nasional / Silaturrahim dengan Dubes RI untuk Arab Saudi

Silaturrahim dengan Dubes RI untuk Arab Saudi

Dr. Salim Segaf Al Jufri (dakwatuna.com)dakwatuna.com – Beberapa waktu yang lalu, kami dari tim dakwatuna.com mendapat kesempatan untuk bersilaturrahim, bermuwajahah – tatap muka – dengan Dubes RI untuk Arab Saudi, Dr. Salim Segaf Al Jufri.

Sosok yang murah senyum dan akrab itu, boleh jadi tidak pernah bermimpi menjadi Dubes, karena beliau lebih banyak terjun di dunia pendidikan, sebagai dosen ketika itu. Namun, takdir mengharuskan lain, beliau harus meninggalkan dunia kampus (mungkin untuk sementara waktu) dan menekuni dunia “Baru”, dunia diplomasi.

Beliau menghabiskan kuliah S1 sampai S3 di Arab Saudi. Inilah yang menjadi bekalan dan modal dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan, lobi, diplomasi dan lainnya.

Tercatat beliau termasuk Dubes yang berprestasi. Salah satunya, beliau bisa menghadirkan Raja Arab Saudi, ke lobbi Bandara King Abdul Aziz, untuk menyambut Presiden RI, saat berkunjung ke sana. Sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam sejarah raja-raja Arab. Ternyata, dengan peristiwa itu, kepala negara atau pimpinan-pimpinan Timur Tengah melakukan hal yang sama. Lebih menghormati. Indonesia lebih dihargai.

Tentu banyak cerita dan prestasi lain yang beliau buktikan.

Dalam kesempatan silaturrahim itu beliau memberikan banyak taushiyah kepada kita. Di antaranya:

Pentingnya sikap optimisme dalam menjalani hidup. Sikap optimisme itu diwujudkan dalam berkarya. Beliau memberi contoh, seorang syaikh – yang berarti sudah berumur atau kakek-kakek -, menanam pohon Zaitun. Pohon zaitun akan berbuah setelah kira-kira dua puluh lima tahun. Ketika ia ditanya, mengapa ia cepek-capek menanam pohon yang ia sendiri tidak akan mungkin memakan buahnya. Dengan mantap ia menjawab, bukankah kita sekarang ini makan buah Zaitun berkat pohon yang ditanam oleh kakek-kakek kita terdahulu? Begitu juga dengan kita sekarang, sekarang kita menanam untuk generasi yang akan datang.

Kalau dalam bahasa Rasulullah saw. “Tanamlah pohon yang berada di tangan Anda, meskipun besuk terjadi hari Kiamat.” Ungkapan yang mendalam sekali, mendorong setiap kita untuk berbuat, berkarya dan memberi yang terbaik untuk orang lain, dalam setiap kesempatan, meskipun kehidupan besok binasa.

Sikap optimisme akan diraih juga dengan do’a. Do’a seorang muslim kepada saudaranya, bahkan kepada saudara jauh tanpa sepengetahuannya, akan dikabulkan. “Do’amu terhadap saudaramu tanpa sepengetahuannya langsung dikabulkan, dan bagimu kebaikan do’a yang sama.”

Termasuk do’a dan restu orang tua, akan menguatkan sikap optimisme. “Do’a yang makbul di antaranya adalah do’a orang tua kepada anaknya.”

Orang tua, terutama ibu memiliki hubungan khusus dengan anak-anaknya, oleh karena itu, anak-anak hendaknya memperhatikan keduanya dan melaksanakan birrul walidain. Beliau mencontohkan, seorang suami itu milik ibunya, yang berkewajiban memperhatikan ibunya. Melakukan komunikasi, silaturrahim, mendo’akannya, membantunya. Bahkan terhadap kedua orang tua yang sudah meninggal sekalipun, dengan cara misalnya, memberi hadiah kepada orang yang menjadi sahabat mereka ketika masih hidup, atau terhadap keluarganya.

Itulah di antara taushiyah yang beliau sampaikan. Semoga bermanfaat. Allahu a’lam. (ut)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 9.40 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Doa dan Munajat untuk Keselamatan Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

Figure
Organization