Topic
Home / Berita / Raja Arab Saudi Dukung Dialog Antar Agama

Raja Arab Saudi Dukung Dialog Antar Agama

dakwatuna.com – Makkah Al Mukarramah, Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz As Saud telah sepakat dengan Mufti ‘Am Kerajaan, Syaikh Abdul Aziz Aali Asy Syaikh tentang pentingnya dialog antar agama untuk menghilangkan “syubuhat” atau kerancauan yang disematkan pada Islam oleh para pelaku ekstrimis.

Raja Abdullah menyatakan pentingnya dialog antar agama itu di sela-sela pembukaannya dalam acara “Muktamar Dunia Islam untuk Dialog” yang diselenggarakan oleh Rabithah Alam Islami.

Dr. Ali Akbar Hasyimi Rafsanjani yang juga hadir, mewakili tokoh Iran menambahkan, sebelum diadakan dialog antar agama, lebih dahulu diadakan dialog antar umat Islam, untuk menyamakan persepsi dan menentukan “Pandangan Islam terhadap dialog kita dengan orang lain.”

Menanggapi pro kontra dialog antar agama di negerinya sendiri, Raja Abdullah menjelaskan, “Dialog ini seputar prinsip-prinsip dan nilai-nilai universal yang bersumber dari risalah langit, yang diturunkan Tuhan semesta alam. Bukan seputar aqidah dan keyakinan.” Ia menambahkan, “Kami akan berdialog dengan cara ahsan, seputar hal-hal yang kami telah sepakati bersama, dan terkait hal yang kami masih berselisih, kami bersikap, “lakum dinukum walia din.”

Pentingnya dialog ini adalah untuk menunjukkan keluwesan, kedamaian dan toleransi Islam, berbeda dengan yang digambarkan dan dipraktekkan oleh orang-orang yang ekstrim dalam menjalankan perilaku agamanya. Ia mengatakan, “Betapa besar kehormatan dan kemulyaan umat ini, namun betapa berat tantangan yang dilancarkan oleh musuh-musuhnya dan orang-orang ekstrim dari kalangan umat Islam sendiri. Dengan dialog, kita jelaskan keadilan, keluwesan Islam dan misinya yang mulya.”

Abad Komunikasi

Mufti ‘Am Kerjaan Arab Saudi, Ketua Lembaga Ulama Besar, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Aali Asy Syaikh sepakat dengan pendapat Raja Abdullah, akan pentingnya dialog antar agama untuk menjelaskan bahwa Islam agama kasih sayang, agama damai, agama toleransi… di tengah pencitraan yang beruk terhadap Islam di Barat, maka dengan dialog ini menjadi kesempatan untuk menjawab hakikat Islam.”

Ia menekankan adanya dhawabith atau pijakan dialog yang bersumberkan dari firman Allah, “Kalian adalah umat terbaik yang dihadirkan untuk manusia…” dan firman-Nya, “Dan hendaknya ada di antara kalian umat yang menyeru pada kebaikan…”

Ia menambahkan juga, bahwa dasar-dasar syariat para Nabi adalah satu, yaitu bersumber dari wahyu Allah.” Dan beliau juga mengingatkan sudah mendesak diadakan dialog ini karena era sekarang ini adalah era komunikasi dan jalin hubungan.”

Sejarah Baru

Sementara itu Sekjen Rabithah ‘Alam Islami, Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin At Turki menyatakan babhwa muktamar ini merupakan muktamar “Sejarah Baru” di mana ikut serta dalam kegiatan ini sekitar tujuh ratus (700) utusan, mewakili para ulama kaum muslimin, pemimpin pemikiran, tokoh intelektual, dari beragam penjuru dunia, yang berlokasi disamping Ka’bah al Musyarrofah, tempat paling suci di muka bumi ini.”

Dalam muktamar ini ia menjelaskan, dikaji metoda, cara dialog dengan non muslim, guna menetapkan kesepakatan pendapat yang sesuai koridor syariat.

Dibahas juga; urgensi dialog dan batasan-batasannya. Dialog antar agama-agama langit dengan pengikut filsafat, seperti Hindu dan Budha. Dibahas juga dialog dengan umat Kristen, dalam konteks pencitraan buruk mereka yang sering berulang terhadap Islam. Muktamar ini juga menyepakati dibentuknya Forum Dialog Internasional. (io/ut)

Redaktur:

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (10 votes, average: 8.80 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Laporan PBB: Putra Mahkota Saudi Bertanggung Jawab Atas Kematian Jurnalis Jamal Khashoggi

Figure
Organization