Topic
Home / Berita / Komunitas Muslim di Australia

Komunitas Muslim di Australia

Pelajar muslimah Australiadakwatuna.com – Kembali umat Islam di Australia menjadi bahan berbincangan media massa. Namun dalam suasana diskriminatif. Umat Islam dituduh akan mendirikan partai dan melaksanakan agenda politiknya.

Pendirian partai politik itu karena jumlah muslim di Australia semakin besar. Peningkatan jumlah itulah yang membuat seorang pejabat Australia melarang imigran muslim datang karena khawatir mereka akan menguasai sebagian kelompok masyarakat.

Pasca ledakan di pusat Kota London, Inggris, Pemerintah Australia mendirikan Pusat Kajian Islam Nasional untuk melatih dan membekali tokoh-tokoh Australia tentang isu keamanan dalam negeri.

Selain isu miring tentang pendirian partai, diskriminasi masih dirasakan kaum muslimin Australia dalam menjalankan ibadahnya. Masih ada perusahaan-perusahaan yang mengancam akan memecat pekerja muslim bila melaksanakan shalat di jam kerja.

Juru bicara Ikatan Muslim Libanon di Sydney mengatakan, “Kami merasa mendapatkan diskrimasi justru karena kami taat beragama hanya dalam waktu sepuluh menit ketika melaksanakan shalat. Padahal para pekerja yang lain, mereka menghabiskan waktunya berjam-jam lamanya hanya untuk merokok, ngobrol dengan sesama mereka, atau mengambil istirahat selama sepuluh menit setiap jamnya setelah bekerja di depan komputer.”

Meski demikian, di masyarakat Australia sendiri semaki hari makin menerima Islam. Catatan Pusat Islam di Australia mendata pertambahan jumlah orang yang masuk Islam mencapai 300% selama satu tahun terakhir. Sungguh ini fakta yang berbanding terbalik dengan pencitraan negatif oleh media massa setempat.

Statistik Muslim

Tidak mudah memang menyebutkan jumlah umat Islam di Australia secara tepat di tengah isu negatif yang ada. Namun jika merujuk data milik Adminstrasi Imigran, jumlah kaum muslimin di Australia mencapai 700.000 jiwa. Sedangkan data Kantor Perwakilan Islam di Australia mencatat angka yang lebih besar. Terutama setelah berdatangannya imigran asal Checnya, Bosnia, Irak, dan sejumlah negara muslim lainnya. Jumlah itu belum ditambah dengan muslim warga asli Australia.

Muslim Australia sekarang ini terdiri dari 27 etnis. Jumlah terbesar dari etnis Libanon, kemudian Turki, selebihnya terbagi merata. Mayoritas mereka tinggal di Kota Sydney dan Melborn. Jumlah terbesar komunitas muslim Australia ada di Sydney.

Secara formal, Islam agama terbesar kedua dari agama-agama resmi yang diakui negara di Australia. Secara protokoler pun mufti muslim mendapat urutan kedua. Misalnya dalam undangan dari pemimpin pemerintahan lokal dan federal, mereka mendapat nominasi kedua.

Muslim Australia pun mudah dikenali dengan identitas perkumpulan yang dirikan. Setiap etnis mempunyai organisasi resmi dan menghimpun Majelis Islam di setiap wilayah. Perkumpulan majelis wilayah menghimpun diri dalam wujud wadah Persatuan Majelis Muslimin Australia secara Nasional. Persatuan Majelis Muslimin Australia merupakan payung besar resmi umat Islam di Australia.

Organisasi ini mengadakan perhelatan besarnya setiap dua tahun sekali yang diberi nama Konggres Islam. Salah satu agendanya adalah memilih dan menetapkan mufti nasional dan penentuan Majelis Islam di wilayah-wilayah yang ada.

Sekolah Islam

Khawatir tunas-tunas generasi baru muslim di mayarakat Australia larut dalam budaya dan bahasa setempat, maka banyak kalangan muslim menyekolahkan anak-anaknya di sekolah berbahasa Arab dan agama Islam pada hari libur, Sabtu Ahad. Dan pada akhir tahun ini mereka mendirikan madrasah dan sekolah Islam full day dan selama sepekan penuh. Dengan usaha ini Jumlah Pusat Kajian dan Masjid kian bertambah banyak, yang tadinya berjumlah 76, tambah menjadi 375 Pusat Kajian dan Masjid, sedangkan sekolah-sekolah kian hari bertambah terus.

Sejarah Islam di Australia menunjukkan bahwa tanggal berdirinya Australia atau ditemukannya benua Australia pada tahun 1780M, ketika kerajaan Inggris yang menjajah Australia memanfaatkan umat Islam untuk membuka wilayah Australia dari dalam. Kelompok muslim dari etnis Afghanistan dan Indonesia dimanfaatkan Inggris, mereka ini kelompok etnis muslim yang pertama kali membuka Australia, mereka tercatat orang yang pertama kali secara level dunia yang membangun masjid-masjid di wilayah ini.

Majelis Islam Australia talah mengadakan serangkaian kajian mendalam dan berkesinambungan guna menggungkap masjid-masjid bersejarah yang didirikan umat Islam di sana. Dan masjid-masjid tua peninggalan umat Islam sampai sekarang ini masih ada. Dari hasil kajian itu, disimpulkan bahwa Islam adalah merupakan agama samawi perta yang mendiami bumi Australia.

Melihat bahwa umat Islam Australia, selama masa ditemukannya Australia merupakan kelompok minoritas, sehingga generasi muslim pertama telah menyatu dengan sebagian masyarakat Australia, di mana penduduk Australia sebagian besarnya merupakan imigran dari berbagai dunia.

Imigran muslim dari Arab mendiami diri di wilayah Australia pada tahun enam puluhan dan tujuh puluhan. Kelompok etnis yang pertama kali datang menginjakkan kaki di Australia adalah Turki, disusul kemudian Libanon.

Subhanallah, di manapun bumi didiami, disitulah nama Allah dibesarkan. Dan dunia saat ini perlahan tapi pasti sedang menuju Tuhannya. Mereka kembali pada jalan yang benar. (it/ut) []

Gambar: elokdyah.multiply.com

Redaktur:

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (18 votes, average: 9.11 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Surat Kabar Global Times: Australia Mata-matai Kedutaan Tiongkok

Figure
Organization