Topic
Home / Narasi Islam / Sejarah / Masuk Islamnya Ikrimah Putra Abu Jahal

Masuk Islamnya Ikrimah Putra Abu Jahal

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi – Mekah tempo dulu. (wikimedia.org)

dakwatuna.com – Siapa yang tidak kenal Ikrimah? Putra Abu Jahal ini demikian keras memusuhi Rasulullah saw. Bahkan, aktif mengangkat senjata bersama pasukan kaum musyrikin Makkah menyerang kaum Muslimin Madinah. Namun keadaan berbalik saat Rasulullah saw. bersama pasukan Muslimin mengepung Makkah. Ikrimah sadar betul, jika Makkah jatuh dalam penguasaan Rasulullah saw., keselamatannya terancam. Pasti ia akan dieksekusi atas semua kejahatannya terhadap kaum Muslimin.

Maka, ketika Rasulullah saw. berhasil menaklukkan kota Makkah, Ikrimah berkata, “Aku tidak akan tinggal di tempat ini!” Setelah berkata demikian, dia pun pergi berlayar dan memerintahkan supaya isterinya membantunya. Akan tetapi isterinya berkata, “Hendak kemana kamu, wahai pemimpin pemuda Quraisy? Apakah kamu akan pergi ke suatu tempat yang tidak kamu ketahui?”

Ikrimah pun melangkahkan kakinya tanpa sedikitpun memperhatikan perkataan isterinya.

Ketika Rasulullah saw. bersama para sahabat lainnya telah berhasil menaklukkan kota Makkah, maka isteri Ikrimah berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, sesungguhnya Ikrimah telah melarikan diri ke negeri Yaman kerana ia takut kalau-kalau kamu akan membunuhnya. Aku memohon kepadamu supaya engkau berkenan menjamin keselamatannya.”

Rasulullah saw. menjawab, “Dia akan berada dalam keadaan aman!” Mendengar jawaban itu, isteri Ikrimah memohon diri dan pergi untuk mencari suaminya. Akhirnya dia berhasil menemukannya di tepi pantai yang berada di Tihamah. Ketika Ikrimah menaiki kapal, orang yang mengemudikan kapal tersebut berkata kepadanya, “Wahai Ikrimah, ikhlaskanlah saja!”

Ikrimah bertanya, “Apakah yang harus aku ikhlaskan?”

“Ikhlaskanlah bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan akuilah bahwa Muhammad adalah utusan Allah!” kata pengemudi kapal itu.

Ikrimah menjawab, “Tidak, justru aku melarikan diri adalah karena ucapan itu.”

Selepas itu datanglah isterinya. “Wahai Ikrimah, putera bapak saudaraku, aku datang menemuimu membawa pesan dari orang yang paling utama, dari manusia yang paling mulia dan manusia yang paling baik. Aku memohon supaya engkau jangan menghancurkan dirimu sendiri. Aku telah memohonkan jaminan keselamatan untukmu kepada Rasulullah saw.”

Ikrimah bertanya kepada isterinya, “Benarkah apa yang telah engkau lakukan itu?”

Isterinya menjawab, “Benar, aku telah berbicara dengan beliau dan beliau pun akan memberikan jaminan keselamatan atas dirimu.”

Begitu mendengar berita itu, di malam harinya Ikrimah bermaksud untuk melakukan hubungan suami-isteri dengan isterinya. Tetapi isterinya menolak. Istrinya berkatam “Engkau orang kafir, sedangkan aku orang Muslim.”

Ikrimah berkata, “Penolakan kamu itu adalah masalah besar bagi diriku.”

Tak lama kemudian mereka tiba di Makkah. Mendengar berita bahwa Ikrimah sudah pulang, Rasulullah saw. menemuinya. Saking gembiranya Rasulullah saw. sampai lupa memakai serbannya.

Setelah bertemu dengan Ikrimah, Rasulullah saw. duduk. Ketika itu Ikrimah ditemani isterinya. Ikrimah berikrar, “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

Mendengar ikrar Ikrimah itu, Rasulullah saw. sangat gembira. “Wahai Rasulullah, ajarkanlah sesuatu yang baik yang harus aku ucapkan,” kata Ikrimah lagi.

Rasulullah saw. menjawab, “Ucapkanlah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” Ikrimah kembali bertanya, “Selepas itu apa lagi?” Rasulullah menjawab, “Ucapkanlah sekali lagi, aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” Ikrimah pun mengucapkan apa yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah bersabda, “Jika sekiranya pada hari ini kamu meminta kepadaku sesuatu sebagaimana yang telah aku berikan kepada orang lain, niscaya aku akan mengabulkannya.”

Ikrimah berkata, “Aku memohon kepadamu, ya Rasulullah, supaya engkau berkenan memohonkan ampunan untukku kepada Allah atas setiap permusuhan yang pernah aku lakukan terhadap dirimu, setiap perjalanan yang aku lalui untuk menyerangmu, setiap yang aku gunakan untuk melawanmu, dan setiap perkataan kotor yang aku katakan di hadapan atau di belakangmu.”

Maka Rasulullah saw. pun berdoa, “Ya Allah, ampunilah dosanya atas setiap permusuhan yang pernah dilakukannya untuk bermusuh denganku, setiap langkah perjalanan yang dilaluinya untuk menyerangku yang tujuannya untuk memadamkan cahaya-Mu, dan ampunilah dosanya atas segala sesuatu yang pernah dilakukannya baik secara langsung berhadapan denganku maupun tidak.”

Mendengar doa Rasulullah saw. itu, alangkah senangnya hati Ikrimah. Ketika itu juga ia berkata, “Ya Rasulullah, aku bersumpah, demi Allah, aku tidak akan membiarkan satu dinar pun biaya yang pernah aku gunakan untuk melawan agama Allah, melainkan akan aku ganti berlipat ganda demi membela agama-Nya. Begitu juga setiap perjuangan yang dahulu aku lakukan untuk melawan agama Allah, akan aku ganti dengan perjuangan yang berlipat ganda demi membela agama-Nya. Aku akan ikut berperang dan berjuang sampai ke titisan darah yang terakhir.”

Begitulah tekad Ikrimah setelah memeluk Islam. Dan itu ia buktikan dengan selalu ikut dalam setiap peperangan. Salah satunya Perang Yarmuk. Di perang ini Ikrimah ikut sebagai pasukan perang yang berjalan kaki. Khalid bin Walid berkata, “Jangan kamu lakukan hal itu. Karena bahaya yang akan menimpamu adalah lebih besar!”

Ikrimah menjawab, “Wahai Khalid, engkau telah terlebih dahulu ikut berperang bersama Rasalullah saw., maka biarlah hal ini aku lakukan!”

Ikrimah tetap pada pendiriannya. Ia bertempur dengan gigih hingga akhirnya gugur sebagai syahid. Di tubuhnya terdapat sekitar tujuh puluh luka bekas tikaman pedang, tombak, dan anak panah.

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Di antara orang-orang yang termasuk dalam barisan Perang Yarmuk adalah Haris bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suhail bin Amar. Di saat-saat kematian mereka, ada seorang sahabat yang memberinya air minum, akan tetapi mereka menolaknya. Setiap kali air itu akan diberikan kepada salah seorang dari mereka yang bertiga orang itu, masing-masing mereka berkata, ‘Berikan air itu kepada sahabat di sebelahku.’ Demikianlah keadaan mereka seterusnya, sehingga akhirnya mereka bertiga menghembuskan nafas yang terakhir dalam keadaan belum sempat meminum air itu.”

Dalam riwayat lain ditambahkan, sebenarnya Ikrimah bermaksud untuk meminum air tersebut. Akan tetapi pada waktu ia akan meminumnya, ia melihat ke arah Suhail dan Suhail pun melihat ke arahnya pula. Ikrimah berkata, “Berikanlah saja air minum ini kepadanya, barangkali ia lebih memerlukannya daripadaku.” Suhail pula melihat kepada Haris, begitu juga Haris melihat kepadanya. Akhirnya Suhail berkata, “Berikanlah air minum ini kepada siapa saja. Barangkali sahabat-sahabatku itu lebih memerlukannya daripadaku.” Begitulah keadaan mereka. Sehingga tidak seorangpun di antara mereka yang meminum air tersebut. Ketiganya mati syahid.

Begitulah Ikramah mendapatkan kesyahidannya. Sungguh berbeda sekali dengan ayahnya, Abu Jahal, yang mati dalam kekafiran.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (27 votes, average: 9.59 out of 5)
Loading...

Tentang

Mochamad Bugi lahir di Jakarta, 15 Mei 1970. Setelah lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, ia pernah mengecap pendidikan di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Jakarta, di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Indonesia, dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosah Islamiyah Al-Hikmah. Sempat belajar bahasa Arab selama musim panas di Universitas Ummul Qura', Mekkah, Arab Saudi. Bapak empat orang anak ini pernah menjadi redaktur Majalah Wanita UMMI sebelum menjadi jabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Politik dan Dakwah SAKSI. Ia juga ikut membidani penerbitan Tabloid Depok Post, Pasarmuslim Free Magazine, Buletin Nida'ul Anwar, dan Majalah Profetik. Jauh sebelumnya ketika masih duduk di bangku SMA, ia menjadi redaktur Buletin Al-Ikhwan. Bugi, yang ikut membidani lahirnya grup pecinta alam Gibraltar Outbound Adventure ini, ikut mengkonsep pendirian Majelis Pesantren dan Ma'had Dakwah Indonesia (MAPADI) dan tercatat sebagai salah seorang pengurus. Ia juga Sekretaris Yayasan Rumah Tafsir Al-Husna, yayasan yang dipimpin oleh Ustadz Amir Faishol Fath.

Lihat Juga

Imelda Perempuan Katolik Ini Bersyahadat dan Menangis Dihadapan Dr Zakir Naik

Figure
Organization