Topic
Home / Deddy Sussantho

Deddy Sussantho

Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Staf Ahli Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus Syahid UIN.

Sang Penjaga

Penjaga itu berjaga. Sementara lainnya terlelap oleh indah dunia. Ia berdiri tegar. Bersiap siaga di perbatasan. Ia sadar, sekali ia terlarut, ia akan terjatuh. Inilah perbatasan dirinya yang selalu ia jaga: batas diri. Batas yang menguji sejauh mana kualitas iman ini. Sebab itu, ia berjaga. Menjadi orang pertama yang tergerak tatkala muncul gangguan yang mengancam iman.

Baca selengkapnya »

Menelisik Kembali Makna Militansi

Militansi itu tidak diukur dari tebalnya jenggot dan hitamnya dahi seorang ikhwan, atau dari lebarnya jilbab seorang akhwat. Bukan pula dilihat dari banyaknya amanah yang melengkapi curriculum vitae-nya. Bukan juga dirasa dari kerasnya takbir atau cemerlangnya gagasan ketika syura dan diskusi. Karena militansi itu hanya dapat diukur dari ketulusan dan kejujuran dalam berjuang menjalankan amanah dakwahnya.

Baca selengkapnya »

Menjadi Kader Dakwah yang Baik

Menjadi rijalud dakwah (kader dakwah) yang baik bukanlah sebuah hasil, melainkan proses yang perlu selalu diupayakan dengan memperkuat kepemahaman dan kesungguhan dalam beramal. Di antara kader-kader yang baik itu, ada yang menjadi baik dengan kuatnya ibadah yang mereka lakukan; Ada pula baik karena hebat dalam keilmuan; Bahkan ada juga yang baik lantaran ekspansi dakwahnya yang luar biasa. Mereka menjadi baik karena melakukan kebaikan. Itulah bukti baiknya iman mereka.

Baca selengkapnya »

Akhirnya Saya Tahu Siapa Jenazah Itu

Akhirnya saya tahu siapa jenazah itu. Namanya Pak Kholid. Salah seorang pengurus masjid dekat tempat tinggal saya. Orang yang tergolong rajin shalat berjamaah di masjid daripada warga kebanyakan. Jika azan berkumandang, ketika mungkin orang-orang memilih untuk shalat di rumah, hanya sedikit orang yang shalat di masjid. Dan Pak Kholid termasuk orang yang sedikit itu.

Baca selengkapnya »

Siklus Stagnan

Setuju dengan siklus di atas? Itulah siklus stagnan. Siklus yang diam, statis, tidak bergerak, dan jika dibiarkan terus akan menjadi penyebab terhentinya aliran kebaikan lantaran tidak ada satu pun hati yang tergerak. Laiknya air yang tidak bergerak, cepat atau lambat akan menimbulkan kekeruhan dan menjadi sumber penyakit.

Baca selengkapnya »

Kalau Aktivis Dakwah Jatuh Cinta, Gimana?

“So, apa yang kau lakukan jika kau jatuh cinta pada seorang wanita?” Pertanyaan sederhana ini dilontarkan temanku lewat Facebook setelah ia membaca tulisanku di notes yang berjudul “Ketika Hati Pernah Terbagi”. Sesaat, setengah terburu saya ingin menjawab, “Tenang saja, saya ini tidak mudah jatuh cinta kok.” Tapi… ah, saya bukan orang suci. Bisa saja kujawab seperti itu lantaran saat ini saya memang tidak sedang jatuh cinta, tapi bagaimana besok, atau lusa? Alhasil, ku urung memberi jawaban.

Baca selengkapnya »

Surat Kepada Bidadari

Teruntuk adinda yang masih berupa tanda tanya... Maaf Bidadariku… jika aku terlambat menjemputmu. Namun sampaikah pesan yang kutitipkan pada angin di tepi sunyi kala itu? Tentang sebongkah rindu yang tak mampu lagi kuredam dalam kalbu. Tentang segenggam peluh yang menguap atas letihku, demi menyambut lentik cantik jemarimu.

Baca selengkapnya »

Please Murabbi, Pahami Kami!

Katakan saja kami futur jika apa yang kami sampaikan ini dianggap melenceng dan tidak sesuai dengan paham dakwah jama’ah selama ini. Sebut juga kami gila jika tulisan ini dianggap lancang atau kurang ajar lantaran telah menyinggung beberapa pihak yang mungkin sebagian para pembacanya merasa dibicarakan di tulisan ini. Untuk itu, kami mohon maaf dari awal jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Karena... karena... Aaarrgh! Kami sudah tidak tahan dengan semua ini!!!

Baca selengkapnya »
Figure
Organization