Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Apakah Maksud di Balik Keberagaman Ciptaan Allah SWT?

Apakah Maksud di Balik Keberagaman Ciptaan Allah SWT?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: Achmad Firdaus)

dakwatuna.com – Pernahkah kita memerhatikan mengenai perbedaan ciptaan Allah di muka bumi ini, ada maksud apa dibalik keberagaman ciptaan-Nya, dan kenapa Allah menciptakan makhluk dengan banyak perbedaan?

Allah menciptakan binatang yang hidup tanpa akal, hanya memiliki naluri saja. Allah menciptakan malaikat yang sangat mulia, tidak memiliki hawa nafsu, tidak pernah marah, dan tidak pernah merasakan cinta. Malaikat hanya mentaati perintah Allah. Di sisi lain Allah menciptakan syetan yang hanya memiliki kejahatan dalam dirinya. Syetan selalu membangkang kepada Allah. visi dan misi syetan selama di dunia hanyalah satu, yaitu menjauhkan manusia dari Allah dan menjerumuskannya kedalam jurang kemaksiatan agar menjadi teman mereka di neraka kelak. Allah juga menciptakan mahluk lain yang lebih lengkap, yaitu jin. Jin mempunyai nafsu, akal dan fisik seperti manusia, golongan jin Ada yang taat, ada juga yang membangkang terhadap Allah. Sayangnya jin tidak memiliki wujud secara dzohir, artinya walaupun ada tetapi ghaib (tidak terlihat). Dan Allah menciptakan satu mahluk lagi yang memiliki karakter lengkap, yaitu manusia. Manusia memiliki sifat baik seperti malaikat, sifat buruk seperti syetan, naluri (nafsu) seperti binatang, dan yang membedakan manusia dengan jin adalah manusia memiliki wujud secara dzohir. Sehingga manusia dapat bergerak bebas di muka bumi ini, mendirikan tempat tinggal, memanfaatkan sumberdaya alam ciptaan Allah sebagai bahan untuk bertahan hidup dan berinteraksi dengan alam maupun sesama manusia, dan hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh mahluk lain yang diciptakan Allah. Itulah sebabnya kenapa manusia disebut sebagai khalifah di muka bumi ini.

Manusia sendiri yang Allah sudah ciptakan sempurna diantara mahluk lainnya, masih Allah ciptakan dengan beragam kelemahan dan kelebihan. Diantaranya ada manusia yang Allah ciptakan dengan tidak memiliki kesempurnaan fisik, ada yang allah ciptakan dengan kesempurnaan fisik akan tetapi ada kelainan dalam organ dalamnya. Ada pula yang Allah ciptakan secara sempurna akan tetapi memiliki kelainan dalam otaknya.

Dengan memperhatikan beragamnya ciptaan Allah di bumi ini, jika kita adalah manusia yang benar-benar berfikir, kita akan menyadari bahwa Segala perbedaan yang Allah ciptakan adalah untuk menunjukkan kesempurnaannya. Karena jika semua Allah ciptakan sama rata menurut manusia, Maka kita tidak akan melihat kesempurnaan Allah dan kita tidak akan takjub atas kebesaran dan kekuasaan Allah, bersyukur atas segala kenikmatan yang telah Allah berikan dan yang paling utama adalah menyadari bahwa tidak ada yang maha sempurna dan berkuasa selain Allah. Sebagimana firman Allah dalam surat ali Imran : 190 yang artinya

(Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) dan keajaiban-keajaiban yang terdapat pada keduanya (serta pergantian malam dan siang) dengan datang dan pergi serta bertambah dan berkurang (menjadi tanda-tanda) atau bukti-bukti atas kekuasaan Allah swt. (bagi orang-orang yang berakal) artinya yang mempergunakan pikiran mereka.(QS. Ali-Imran:190)

Pelajaran yang paling berharga ketika kita mentadaburi tentang penciptaan Allah adalah kita menyadari betapa tidak ada apa-apanya kita. Walaupun kita sebagai manusia adalah mahluk yang paling sempurna diantara mahluk yang lainnya, namun masih ada ciptaan lain yang lebih sempurna dan lebih sempurna lagi, dan pada akhirnya kita menyadari bahwa hanya Allahlah yang maha sempurna dan berkuasa atas segala sesuatu tanpa ada yang bisa menandingi kebesaran dan kekuasaannya. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi STEI SEBI, Semester 3, jurusan Akuntasi Syariah. Saat ini aktif sebagai Volunteer Perpustakaan STEI SEBI.

Lihat Juga

Sebuah Nasihat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Figure
Organization