Topic
Home / Berita / Silaturahim / IZI Hadir di Konferensi Filantropi Asia Tenggara

IZI Hadir di Konferensi Filantropi Asia Tenggara

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Konferensi Filantropi Islam Asia Tenggara ke-4,  25-27 Februari di Hotel Golden Fower Bandung, Jawa Barat. (nana/IZI)
Konferensi Filantropi Islam Asia Tenggara ke-4, 25-27 Februari di Hotel Golden Fower Bandung, Jawa Barat. (nana/IZI)

dakwatuna.com – Bandung.  Lembaga Amil Zakat Nasional IZI hadir ditengah acara Konferensi Filantropi Islam Asia Tenggara yang ke-4 di Bandung. Acara yang bertajuk “4th South East Asia International Islamic Philanthropy Conference” (Konferensi Filantropi Islam asia Tenggara ke-4) akan berlangsung selama tiga (3) hari yakni pada tanggal 25-27 Februari di Hotel Golden Fower Bandung, Jawa Barat.

Acara  ini direncanakan dihadiri sejumlah tamu dan delegasi dari dalam dan luar negeri, terutama dari Asia Tenggara ditambah dari negara Thailand dan New Zealand. Yang akan hadir dari unsur pemerintah, organisasi pengelola zakat, organisasi pengelola wakaf, komunitas dan forum zakat, akademisi dan peneliti zakat dan ekonomi syariah, para praktisi bisnis dan ekonomi syariah, NGO serta masyarakat umum.

Menurut panitia, delegasi yang sudah memastikan akan hadir selain dari Indonesia adalah delegasi pengelola Ziswaf dari Malaysia,  UiTM (Universiti Teknologi MARA), CIPSF (Center for Islamic Philanthropy and Social Finance) Malaysia, AIM (Amanah Ikhtiar Malaysia), PPZ (Pusat Pungutan Zakat) Malaysia, delegasi pengelola ZISWAF dari Brunei Darussalam, Warees Singapore, organisasi zakat Filipina, Delegasi lainnya adalah Pengelola ZISWAF dari Thailand, Vietnam, Myanmar dan Awqaf New Zealand.

Acara ini diselenggarakan dengan 4 (empat) tujuan yaitu : mengidentifikasi tingkat tata kelola perzakatan dan perwakafan khususnya di Asia Tenggara, menggagas South East Asia Islamic Philanthropy Association (SIPA), Sharing best practice program zakat dan wakaf di Asia Tenggara dan Meningkatkan kerjasama lintas negara dan lintas organisasi di Asia Tenggara

Selain tujuan tadi, diharapkan dari konferensi ini didapatkan kajian mendalam untuk pengembangan kemampuan lembaga-lembaga filantropi Islam di Asia Tenggara dalam mengelola potensi ZISWAF di Kawasan Asia Tenggara yang sangat besar. Di prediksi, kawasan Asia Tenggara memiliki potensi terbesar kedua setelah kawasaan Timur Tengah. Dari kajian yang ada nanti, diharapkan terjalin kerjasama dan sinergi diantara para praktisi dan akademisi di bidang filantropi yang ada di kawasan ini untuk bisa memberikan kontribusi yang lebih baik di masa yang akan datang. Harapan lainnya, acara ini adalah sebagai wadah untuk kembali menggelorakan semangat yang pernah dicetuskan dalam Forum MABIMS dan Dewan Zakat Asia Tenggara serta mengiringi perkembangan komunitas wakaf Asia serta New Zealand.

Delegasi IZI yang hadir diwakili Direktur Pendayagunaan, Nana Sudiana. Selain untuk menyerap seluruh informasi dan kajian yang berkembang di forum konferensi, delegasi IZI lewat paper yang akan dibawakan nanti di dalam forum berharap secara singkat mengenalkan IZI kepada seluruh audience yang ada di konferensi ini. Paper yang dibawakan oleh Nana Sudiana berjudul “Upaya Lembaga Amil Zakat Nasional Menyesuaikan diri dengan Regulasi dalam Perspektif Manajemen Risiko (Studi Kasus Spin Off Laznas IZI dari Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU)”.

Inti dari paper ini menjelaskan bahwa pengalaman PKPU melakukan spin off IZI adalah hal luar biasa. Di saat lembaga-lembaga yang lain mengalami kendala menyesuaikan diri dan memenuhi persyaratan mendapatkan legalitas yg sesuai dengan UU No.23 Tahun 2011 Tentang Pengeloaan Zakat dan turunannya (PP No.14/2014  dan KMA KMA 333/2014) ternyata PKPU malah saat yang sama membelah lembaga-nya (spin off). Dari tadinya hanya PKPU menjadi PKPU dan IZI.

Ini sesuatu yang luar biasa bagi dunia zakat di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Menyesuaikan diri dengan regulasi dengan menggunakan strategi spin off. Hanya dunia perbankan yg selama ini berani melakukan pola spin off ini dan dalam praktiknya, tidak semua bisa sukses sesuai rencana semula. Jadi ketika PKPU men-spin off kan IZI sesunguhnya dalam perspektif kajian manajemen risiko, hal ini sangat tinggi risikonya, apalagi bila dibanding dengan lembaga lain yang hanya mengambil pilihan meneruskan atau mengurus legal dengan nama lembaga dan brand yang sama dengan sebelumnya.

Di forum konferensi ini IZI berharap bisa menceritakan bagaimana PKPU menyiapkan dan memisah (spin off) IZI untuk seterusnya mendapatkan legalitas pengelolaan zakat di level nasional. Implementasi model filantropi Islam di sejumlah Negara memang berbeda-beda dan memiliki kekhasan tersendiri. Dan IZI ingin berbagi kepada peserta yang hadir bagaimana IZI melakukan strategi memulai mengelola zakat di Indonesia dengan regulasi zakat terbaru. Harapannya kehadiran IZI dan juga utusan atau delegasi dari masing-masing negara mampu memperkaya pandangan dalam penghimpunan hingga pengelolaan dana ummat ini.(nana/IZI/sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Din Syamsuddin: Agama Harus di Praktekkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Figure
Organization