dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Bogor. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bicara mengenai pelaksanaan eksekusi mati tahap kedua yang akan segera dilaksanakan kejaksaan. Bagi Prabowo, semua pihak harus menahan diri dan tidak memanas-manasi suasana.
“Eksekusi mati itu saya kira hak eksekutif, hak konstitusi. Itu masih dalam sistem hukum kita. Kita juga mengalami suatu krisis narkoba. Jadi masih dipandang elite bangsa kita perlu ada suatu deteren, penangkal. Tapi menurut saya pelaksanaanya bisa fleksibel,” kata Prabowo saat diwawancarai wartawan di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2015).
“Yang paling penting buat saya adalah kepentingan nasional kita. Kalau saya selalu mengutamakan kepentingan nasional kita,” sambung Prabowo yang mengenakan pakaian safari warna krem itu. Ia bicara didampingi Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.
Prabowo juga menanggapi adanya tekanan negara asing, terutama Australia, dalam proses eksekusi mati tahap kedua. Menurutnya, hal itu adalah hal yang wajar.
“Saya kira begini, kalau kita selalu mencari yang negatif, kita anggap (intervensi negara lain atas proses hukuman mati) sebagai tekanan. Tapi kalau kita anggap itu upaya pemerintah tersebut untuk melindungi warganya, saya kira dia menjalankan kewajiban dia. Kita pun juga berusaha membela warga negara kita di luar (negeri). Banyak warga negara kita yang menunggu hukuman mati di luar. Sebagian berharap ada keringanan, pembebasan. Kan begitu,” papar Prabowo.
“Yang penting bagi saya, jangan kita panas-panasi situasi. Lebih baik kita sejuk. Indonesia butuh banyak kawan. Itu saja. Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak,” sambung Prabowo menegaskan. (detik/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang Saiful Bahri
