Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Empat Pria Istimewa dari Gaza

Empat Pria Istimewa dari Gaza

Empat Hafidzul Quran dari Gaza saat mengunjungi ACT, Kamis (30/10/14).  (ACTNews)
Empat Hafidzul Quran dari Gaza saat mengunjungi ACT, Kamis (30/10/14). (ACTNews)

dakwatuna.com – Jakarta.  Markas Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Gedung Menara 165, Jakarta Selatan kembali kedatangan tamu istimewa. Mereka empat pria dari Gaza. Satu pria dewasa berusia 24 tahun, Mohammed Qaddaora, dan tiga pria usia remaja, Omar (14), Husein (14), dan Salim (13).

Tamu yang datang pada Kamis siang (30/10/2014) tersebut terasa istimewa karena empat pria tersebut adalah anak-anak Gaza yang menyandang predikat hafidzul quran (penghafal Al-Quran).

Mereka sendiri berinisiatif untuk bertamu karena mereka tahu kiprah ACT di Gaza.  Kepada staff ACT yang menerima kedatangan mereka, dipimpin Yusnirsyah Sirin, Mohammed menyampaikan salam bagi bangsa Indonesia yang telah banyak membantu warga Gaza, Palestina, selama ini dan tak putus-putusnya.

“Bagi kami Indonesia adalah saudara kami, karena di tengah penderitaan yang kami alami justru saudara-saudara di Indonesia lah yang selalu ada untuk kami. Meskipun sebenarnya kami juga mengharapkan kepedulian dari bangsa Arab karena secara demografi dan budaya, mereka lah yang terdekat dengan kami, namun kepedulian yang kami lihat dari mereka tidak sebesar kepedulian Saudara-saudara di Indonesia. Kami benar-benar bisa merasakan bahwa kami memiliki saudara di Indonesia,” ujarnya.

Lebih jauh, Mohammed memaparkan kondisi Gaza saat ini yang masih remuk redam. Sistem pendidikan menjadi semrawut dan tidak terprogram karena bangunan sekolahnya sendiri pun sebagian besar sudah menjadi tempat pengungsian warga.

“Sedikitnya 3600 bangunan hunian hancur total, rumah sakit dan klinik yang terpaksa beroperasi meskipun banyak bagian rusak, masyarakat sama sekali tidak punya uang bahkan para buruh dan karyawan sudah hampir setahun tidak menerima upah. Meskipun para ibu dan balita masih kekurangan bahan makanan, namun sekali lagi kami bersyukur, bantuan saudara-saudara kami, termasuk dari Indonesia, mencukupkan bahan makanan pokok kami. Ya, Gaza masih butuh bantuan,” tandasnya.

Yusnirsyah Sirin mengatakan pihaknya mendapat informasi bahwa mereka akan berangkat ke Gaza lagi tanggal 9 November 2014.  Namun Yus, sapaan akrabnya, mengkhawatirkan mereka tidak bisa masuk Gaza. Pasalnya, pihak Mesir telah menutup akses menuju Gaza bagi siapapun di pintu Rafah, selama tiga bulan. (ACTNews/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Sabyan Kampanye Pembangunan Klinik THT di Palestina

Figure
Organization