Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Hanya Karena Orang Afrika, Yaya Toure Kurang Diakui

Hanya Karena Orang Afrika, Yaya Toure Kurang Diakui

Yaya Toure, Gelandang Bertahan Manchaster City dan Pantai Gading - Foto: premierleague.com
Yaya Toure, Gelandang Bertahan Manchaster City dan Pantai Gading – Foto: premierleague.com

dakwatuna.com – Manchester.  Bahwa Yaya Toure adalah nyawa di lini tengah Manchester City saat ini, mungkin tak akan ada yang membantah. Tapi, apa yang sudah ditunjukkan oleh Toure dinilai kurang mendapatkan pengakuan.

Saat masih berbaju Barcelona, Toure memang tak terlalu bersinar. Tapi, gelandang internasional Pantai Gading itu menunjukkan kemajuan yang amat pesat sejak pindah ke City pada tahun 2010.

Berperan sebagai gelandang box-to-box, Toure mendapatkan ruang gerak yang lebih besar di City. Dia tak cuma jago dalam melindungi kuartet pemain belakang, tapi juga sangat piawai dalam mengatur serangan.

Dianugerahi postur raksasa (1,91 meter) dan kekuatan fisik luar biasa, Toure sangat jarang kehilangan bola. Dia juga hampir selalu memenangi perebutan bola dengan pemain lawan dan punya tekel yang jitu.

Di sepertiga akhir lapangan, Toure sangat berbahaya. Mantan pemain AS Monaco itu bisa memberikan umpan-umpan brilliant kepada pemain sayap atau langsung ke para penyerang. Tembakan-tembakan jarak jauhnya juga keras dan mematikan.

Musim ini, Toure juga dipercaya menjadi eksekutor bola-bola mati di City. Eks pemain Olympiakos dan AS Monaco itu sudah mencetak beberapa gol dari tendangan bebas dan penalti.

Dengan kemampuan seperti di atas, tak heran kalau Toure selalu jadi andalan City, baik di era Roberto Mancini maupun Manuel Pellegrini. Dia juga dipercaya menjabat wakil kapten The Citizens.

Toure sudah mengemas total 17 gol di semua kompetisi musim ini. Gol teranyarnya tercipta di final Piala Liga Inggris melawan Sunderland, Minggu (2/3/2014) lalu, ketika City menang 3-1. Saat itu, dia melepaskan tembakan spektakuler dari luar kotak penalti yang membuat kiper lawan, Vito Mannone, bertekuk lutut.

Meski demikian, Toure tak punya banyak penghargaan individu. Dia memang dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Afrika 2011, 2012, dan 2013, tapi di level dunia dia tak terlalu diperhitungkan.

Rekan setim Toure di City, Samir Nasri, menduga hal tersebut dilatarbelakangi kewarganegaraan Toure. Kalau Toure orang Brasil atau Argentina, dia yakin Toure sudah disebut sebagai gelandang terbaik dunia.

“Saya lelah bicara soal Yaya. Anda seharusnya tahu soal dia,” kata Nasri di Mirror.

“Kalau dia bukan orang Afrika, maka semua orang akan bilang bahwa dia adalah gelandang terbaik di dunia. Dia bisa melakukan apapun — dia bisa mencetak gol, bertahan, menyerang. Ketika mendapatkan bola, dia begitu bertenaga.”

“Anda pokoknya harus mengagumi cara dia bermain karena dia adalah seorang pemain hebat. Saya mungkin agak bias karena dia adalah teman saya, tapi bagi saya dia termasuk tiga gelandang terbaik di dunia.”

“Tentu saja berasal dari Pantai Gading tak terlalu menguntungkan dia. Kalau dia orang Argentina atau Brasil, semua orang akan membicarakannya, semua orang.”

“Ada beberapa orang Brasil atau Argentina, saya tak ingin mengatakan sesuatu yang salah, tapi cuma karena mereka berasal dari negara itu Anda membayar 40 atau 50 juta poundsterling untuk mereka.”

“Orang seperti Yaya, yang telah memenangi setiap trofi, selalu ada di sana. Coba sebutkan seorang gelandang bertahan, yang bisa maju menyerang seperti dia, yang bisa mencetak 16 atau 17 gol dalam semusim. Bilang kepada saya dan setelah itu kita bisa bicara,” kata Nasri. (detik/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

‘Pinjaman Cina Jebak Afrika dalam Kubangan Utang’

Figure
Organization