Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Bertarung dengan Diri Sendiri

Bertarung dengan Diri Sendiri

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: panoramio.com / raffang)
Ilustrasi. (Foto: panoramio.com / raffang)

dakwatuna.com – Ketika mimpi dan cita-cita tak kunjung juga direalisasikan karena rasa malas. Ketika target belum juga tercapai karena usaha kita yang belum maksimal. Ketika tujuan-tujuan kecil yang lebih diprioritaskan dibanding tujuan yang lebih besar. Ketika semangat untuk mengubah keadaan berbalik menjadi kepasrahan. Ketika banyak alasan-alasan tak penting sebagai sebuah permakluman diutarakan. Ketika itulah saatnya kita mulai bertarung dengan diri sendiri.

Bertarung dengan kemalasan, bertarung dengan kepasrahan, bertarung dengan nafsu, bertarung dengan ketidakberdayaan, bertarung dengan kekerdilan yang medannya tak sebesar pertarungan yang kau idam-idamkan dan banggakan. Cukup bertarung dalam sekeping hati. Kecil, sempit, namun di situlah terjadinya pertarungan yang teramat besar bagi seorang yang belajar untuk menjadi manusia besar. Di situlah letak pertarungan besar mengendalikan godaan bernama nafsu. Bukan mengalahkan, tapi mengendalikan.

Mungkin karena pertarungan berat itulah, Dia menyelipkan makna tersirat dalam kalam An-Naas dan Al-Falaq-Nya.

Dalam surat Al-Falaq, kita berlindung kepada-Nya dari empat kejahatan, berlindung dari sesuatu yang ada di luar diri kita yakni dari kejahatan makhluk-Nya, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan tukang sihir dan dari kejahatan para pendengki. Dia menyebut hanya satu sifat-Nya dalam surat tersebut, yaitu Rabbul Falaq (Penguasa subuh).

Sedangkan dalam surat An-Nas, kita berlindung kepada Allah dari satu kejahatan, yang itu terjadi di dalam diri kita, yaitu kejahatan bisikan setan. Allah memerintahkan manusia untuk berlindung dengan tiga sifat Allah yang utama, yaitu Rabbunnas (Tuhan manusia), Malikinnas (Raja manusia) Ilaahinnas (Tuhan sembahan manusia).

Bisikan, godaan, nafsu, rasa malas, futur, dan sejenisnya adalah satu hal yang bisa membuat kita menjadi tak berdaya karena dikuasai olehnya. Karena itulah, sebelum kita dikuasai, kalahkan mereka. Lawan!

Berat? Memang. Susah? Iya…

Setiap manusia pasti memiliki masa-masa kelabilan ketika menghadapi pertarungan ini. Adakalanya menang juga adakalanya kalah. Namun, sejauh mana ikhtiar kita untuk melawannya itulah yang insya Allah menjadi pemberat timbangan amal kebaikan kita. Bismillah. Lawan!

Teringat pesan gurunda ustadz M. Arifin Ilham

Ketahuilah sahabatku, Jihad terbesar dalam hidup adalah, saat kita sudah asyik tenggelam dalam maksiat, lalu kita berjuang keluar untuk TIDAK MELAKUKANNYA LAGI! Ingat! Dunia ini bukan tempat kita sebenarnya, sebentar lagi kita akan jadi bangkai, sungguh akhirat itulah tempat kehidupan kita sebenarnya!

Wallahu a’lam bish shawwab.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir pada tanggal 14 Februari 1990 disebuah desa di Kabupaten Bogor, tepatnya di kawasan Parung.Saat ini sedang merantau untuk melanjutkan studinya di Universitas Gadjah Mada dan berdomisili di asrama Lembaga Pendidikan Insani (LPI), Kompleks Gedung Gema Insani Press Yogyakarta. Sebelumnya menetap selama 3 tahun di Asrama MAN Insan Cendekia Serpong dan menjadi salah satu santri di sekolah tersebut.Salam hangat :) ....

Lihat Juga

Haniah: Perlawanan Merupakan Jalan Pintas untuk Membebaskan Al-Quds

Figure
Organization