Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Ekonomi Kita-Kita

Ekonomi Kita-Kita

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku “Ekonomi Kita-Kita”.
Cover buku “Ekonomi Kita-Kita”.

Judul: Ekonomi Kita-kita
Penulis: Muhaimin Iqbal
Penerbit: Pro-U Media – Yogyakarta
Cetakan: I; Mei 2013
Tebal: 115 Halaman
ISBN: 978-602-7820-06-7

Ironi Ekonomi Negeri Agraris

dakwatuna.com – Tugas utama diciptakannya manusia oleh Allah Subhanahu wa Ta’alaa adalah memakmurkan bumi melalui berbagai bentuk Ibadah. Sehingga, salah satu sektor yang harus diupayakan dengan sungguh-sungguh penguasaannya adalah masalah ekonomi. Mulai dari Produksi, Distribusi hingga Modal.

Masalah ini bukan saja urusan Pemerintah sebagai pemegang otoritas. Tetapi menjadi tanggung jawab bersama setiap individu. Karena kerja akumulatif dari sebuah bangsa, hanya bisa dimaksimalkan dengan peran masing-masing komponen di dalamnya. Hal inilah yang perlu disosialisasikan agar masyarakat di negeri ini semakin melek ekonomi.

Masalah kemakmuran, bukan sekadar masalah pasar. Memang, pasar menduduki peran yang sangat strategis lantaran menjadi pusat distribusi produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sayangnya, pasar kita saat ini didominasi oleh kepentingan asing dan pemodal. Sehingga pedagang kelas menengah ke bawah hanya bisa gigit jari dan menyaksikan dari luar lapangan.

Oleh karena itu, diperlukan kesadaran bersama akan pentingnya konsep Pasar Madinah. Yaitu pasar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Setiap pedagang harus memiliki hak yang sama untuk berjualan, Tidak boleh ada yang menghalangi pedagang masuk dan yang memaksa pedagang keluar, Pemimpin tidak boleh mengintervensi harga-  hanya boleh menegur ketika ada pedagang yang memainkan harga seenaknya, Harus ada pengawas pasar yang mengawasi setiap kecurangan yang mungkin terjadi ((hal 14). Selain itu, dua syarat utama yang tidak boleh ditinggalkan adalah tidak dipersempit dan tidak membebani. (Hal 29).

Setelah pasar terbentuk sesuai kriteria di atas, hal selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah masalah produksi. Karena pasar hanyalah pusat distribusi. Ketersediaan semua komoditi yang akan diperdagangkan di pasar harus dijamin ketersediaannya. Sebut saja fakta yang terjadi saat ini. Langkanya persediaan barang, mahalnya harga sampai permainan harga seenaknya oleh kalangan pemodal. Hal ini diperparah dengan impor yang membabi buta. Sehingga kebutuhan pokok kita sekalipun, hanya bisa diperoleh dengan harga melangit. Mirisnya, sebagian kecil produk lokal kita diekspor dan kemudian diimpor lagi setelah menjadi barang jadi.

Terkait produksi ini, kita harus terjun langsung ke dalam sektor rill perekonomian. Mulai dari pertanian, peternakan, perikanan, industri dan seterusnya. Ini penting untuk mencapai swasembada pangan dan kemandirian bangsa. Agar kita tidak terus menerus tergantung kepada pihak asing.

Terkait produksi, produsen harus memperhatikan kebutuhan pasar sehingga tepat guna. (Hal 50). Penting juga dipikirkan tentang pentingnya bahan pengganti. Misalnya, ketika kelangkaan tepung –karena harus diimpor- maka produsen harus mulai mencari alternatif dengan membuat tepung lokal. Baik dengan bahan singkong atau gembili. Begitupun dengan minyak tanah. Produsen harus mulai berkreasi dengan menjadikan minyak tanah berbahan ethanol. Sedangkan untuk daging, produsen harus pandai pula membudidayakan kambing sebagai pengganti. Harus ada produksi massal sehingga bisa mencukupi kebutuhan pasar (Hal 62).

Selain untuk mencukupi kebutuhan daging masyarakat, budidaya kambing bisa juga bermanfaat untuk menyuburkan tanah sehingga bisa ditanami dengan aneka jenis komoditas lainnya (Hal 71).

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah masalah modal. Karena proyek memakmurkan bumi adalah proyek besar dengan jangka waktu yang sangat panjang. Sehingga modal yang dibutuhkan pun sangat besar. Modal bisa diperoleh dengan menarik investor. Dengan catatan, proyek didesain sedemikian rupa sehingga kita memiliki daya saing. Investor haruslah mengikuti mau kita, bukan sebaliknya. Perlu juga sinergi dengan kalangan professional. Dari merekalah kita bisa memiliki sebuah desain sempurna dengan manfaat yang sebesar-besarnya. (Hal 94)

Jika semua hal ini bisa dilakukan dengan baik, maka kemiskinan yang menjangkiti negeri ini, bisa diatasi dengan gemilang tanpa menimbulkan efek buruk di sampingnya. Apalagi, ketika masing-masing kita menyadari bahwa hal ini merupakan kesadaran masing masing individu sehingga tidak saling menyalahkan satu dengan yang lainnya.

Buku yang ditulis oleh mantan Direktur Teknik PT Asuransi Tugu Pratama yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina ini – Ustadz Muhaimin Iqbal-, memberikan pemahaman yang utuh tentang konsep ekonomi dari hulu hingga ke hilir. Menariknya, konsep ekonomi yang rumit itu menjadi sangat menyenangkan karena dibahas dalam bentuk komik. Sehingga banyak gambar dan dialog yang memudahkan pemahaman para pembaca.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Penulis, Pedagang dan Pembelajar

Lihat Juga

Seminar Nasional Kemasjidan, Masjid di Era Milenial

Figure
Organization