Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Mengecilkan Yang Kecil, Membesarkan Yang Besar

Mengecilkan Yang Kecil, Membesarkan Yang Besar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Ada beberapa orang yang mengatakan, atau mungkin ini Perkataan satu orang yang kemudian banyak diikuti dan dikatakan ulang. Kurang lebih Beliau mengatakan seperti ini:

“Umat Islam di negeri ini terlalu mudah dipecahkan dengan hal-hal kecil yang tidak fundamental. Tetapi umat ini Terlalu sulit bersatu dan bangkit untuk hal-hal besar yang pokok”

Kata-kata ini sangat baik, bagus sekali. Tapi masalah “dipecahkan dengan hal-hal kecil”, itu karena memang sebagian saudara kita tidak melihat itu sebagai hal kecil, tapi mereka melihatnya sebagai hal yang penting padahal hakikatnya ialah masalah kecil.

Yang harus dikerjakan akhirnya ialah meluruskan pandangan tersebut. Memberikan pemahaman dan pencerahan bahwa hal tersebut ialah kecil dan tidak layak untuk diperdebatkan apalagi menjadi sumbu perpecahan.

Haruslah ada pihak yang menjadi “pelurus” mindset. Meluruskan pemahaman, mengecilkan yang memang perkara “kecil” dan membesarkan masalah yang memang “besar” dan harus menjadi booster pemersatu umat.

Karena bagaimanapun, mereka yang selalu saja berkutat pada hal-hal kecil itu mereka yang tidak tahu. Mereka menganggap bahwa itu besar padahal tidak.

Masalah-masalah kecil khilafiyah yang sama sekali tidak berbahaya jika berbeda di dalamnya seperti: qunut, maulid, tahlil, tawassul, dan masalah-masalah yang sudah menahun.

Sedang pencapaian masalah besar seperti penegakan syariah, mencerdaskan umat tentang syariah, urgensi Al-Quran, pemahaman bahaya Riba, dan sebagainya akan menjadi terhambat kalau terus mengabaikan hal-hal kecil itu dan menganggapnya tidak penting.

Maka menjadi sebuah keharusan bagi yang mengetahui untuk memberikan pemahaman yang memadai dan tidak setengah-setengah tentang hal ini.

Bukan hanya mengabaikan dengan alasan “ah, cuma masalah kecil, khilafiyah, ngga penting, ngga usah digubris-lah”

Justru ini yang fatal. Masalah kecil bukan berarti harus diabaikan dan dibiarkan begitu saja. Kalau terus dibiarkan, masalah kecil akan terus menjadi sumbu perpecahan.

Orang-orang yang selalu saja meributkan hal-hal kecil itu akan terus selalu berdebat dan berotot-otot ria karena memang mereka tidak tahu kalau itu masalah kecil dan memang tidak ada yang memberitahu.

Orang-orang yang tahu tidak memberitahu tapi justru malah menyindir dengan nada sinis, “halah masalah ginian aja ribut!”. Makin disindir, justru orang-orang semacam ini makin garang dan terus berdebat.

Dan itu juga yang akhirnya menghambat pencapaian umat ini akan kepentingan yang lebih besar. Karena belum tercipta persatuan visi di antara umat ini.

Daripada menyindir sinis, sebaiknya kita turun dengan membawa pokok masalah kecil itu tentu dengan informasi dan ilmu yang memadai dan yang pasti ketika menjelaskan, tidak ada subyektivitas dan pemihakan terhadap salah satu golongan.

Jadi memang harus “mengecil-kan yang kecil. Dan membesarkan yang besar”.

Bagaimana mungkin kita bisa mencapai pencapaian penting yang besar sedangkan dengan yang masalah kecil, kita tidak mau membereskannya.

Kalau masalah yang kecil ini beres. Pastilah menuju pencapaian yang terbesar akan terwujud dengan mudah insya Allah.

Wallahu A’lam.

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa. Lahir di Jakarta tahun 1989.

Lihat Juga

Seminar Nasional Kemasjidan, Masjid di Era Milenial

Figure
Organization