Kepandaiannya bergaul, mengobrol, dan beribadah membuatnya dikenal banyak jamaah haji yang lainnya. Di sanalah ia berkenalan dengan jamaah haji dari Priyangan. Dengan orang-orang Sunda yang baik hati. Oleh mereka, ia dipanggil “Ajengan.” Pertemuannya dengan Kulsum diceritakan Malik dalam buku Kenang-kenangan Hidup Jilid Satu seperti ini.
Baca selengkapnya »