Ini “Waktu” Kita, Duhai Aktivis Dakwah

(inet)

dakwatuna.com – Jangan pernah meneruskan membaca tulisan ini jika anda sudah bosan mengingat waktu…

Bicara soal fenomena, terlalu banyak fenomena yang seolah menganga, terlena dalam buaian keelokan dunia. Tapi, safu fenomena ini mungkin kerap kali kita dapatkan. Sekali, dua kali, bahkan berkai-kali.

“Ukhti, yuk berangkat. Sudah jam tujuh nih”.

“Nanti ajalah, yang lain juga mungkin belum datang. Lagi pula acara kan mulai jam delapan”.

Kita tentu sering mendengar percakapan di atas. Atau bahkan kitalah pelaku percakapan di atas.

Logikanya begini, jika kita memiliki janji pada pukul delapan, bukankan waktu untuk menempuh perjalanan menuju lokasi guna menepati janji pun harus dipertimbangkan? Ini yang kerapkali terlupakan. Hingga tak jarang beberapa bahkan banyak agenda yang tak karuan akibat dari keterlambatan seseorang, dua orang, bahkan  banyak orang.

Kemudian, sering terjadi di antara kita berpikir seperti yang terjadi dalam percakapan di atas. Mengulur waktu dengan dalih teman-teman yang lain pasti juga belum tiba. Ini penyakit! Ini virus! Tentu virus ini akan menular. Lalu apa yang terjadi jika virus ini sudah mewabah ke seluruh tubuh aktivis dakwah??? Selesailah semua. Semua akan terlambat sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Semua akan berpikir mengulur waktunya. Toh mereka juga akan terlambat. (Na’udzubillah)

Ikhwah fillah…

Ingatkah kita dengan firman Allah, saat Allah berfirman soal ajal? Bukankah Allah sudah memperingatkan kita, ajal tak akan datang terlambat. SEDETIKPUN TIDAK.

Maka jangan pernah sia-siakan waktu yang kita punya, dan jangan pernah merasa memiliki waktu ini sincere, karena dalam jamaah ini, waktuku adalah waktumu, waktu kita. Maka bukankah sudah seharusnya kita menjaga waktu itu bersama sama?

Wallahua’lam.

Konten ini telah dimodifikasi pada 18/03/15 | 12:58 12:58

Mahasiswi LIPIA Jakarta | Garuda Keadilan | Gkreatip | KAMMI
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...