Dakwah Islam Kewajiban Semua Muslim

Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Di akhir tahun kemarin, dunia dibuat gempar oleh deklarasi keislaman secara terang-terangan oleh seorang pemuda Rusia di tengah masyarakat mayoritas non-muslim. Ya, siapa lagi kalau bukan Khabib Nur Magomedov. Setelah menyabet gelar juara, ia mengucapkan kalimat tahmid di depan dunia. Dan memberikan isyarat La Ilaha Ilallah dengan gerak tubuhnya. Hal ini, sekaligus mengangkat nama Islam ke kancah Internasional dengan gelar juaranya.

Hal ini agaknya mengingatkan kita tentang urgensi dakwah dalam Islam. Bahwa dakwah merupakan kewajiban seorang muslimin dan muslimat dan tak ubahnya dengan kewajiban-kewajiban lain. Rasulullah SAW dalam haditsnya pernah bersabda:

ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟﻘَﺎﺋِﻢ ﻋَﻠﻰ ﺣُﺪُﻭﺩِ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺍﻟﺮَﺍﻗِﻊ ﻓِﻴﻬﺎ ﻛَﻤﺜﻞِ ﻗَﻮﻡ ﺍﺷﺘَﻬَﻤُّﻮﺍ ﻋَﻠﻰ ﺳَﻔِﻴﻨَﺔٍ ﻓَﺄﺻَﺎﺏُ ﺑَﻌﻀﻬُﻢ ﺃَﻋْﻼﻫَﺎ ﻭَﺑَﻌْﻀُﻬُﻢ ﺃَﺳْﻔَﻠﻬَﺎ ﻓَﻜﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓﻲ ﺃَﺳْﻔَﻠِﻬَﺎ ﺍِﺫَﺍ ﺍﺳْﺘَﻘُﻮْﺍ ﻣِﻦ ﺍْﻟﻤﺎَﺀِ ﻣﺮُّﻭْﺍ ﻋَﻠﻰ ﻣَﻦْ ﻓَﻮْﻗﻬُﻢْ، ﻓَﻘَﺎﻟُﻮْﺍ ﻟَﻮْ ﺃَﻧﺎ ﺧَﺮَﻗْﻨَﺎ ﻓﻲ ﻧَﺼِﻴْﺒِﻨَﺎ ﺧَﺮْﻗًﺎ ﻭَﻟَﻢ ﻧُﺆْﺫِ ﻣَﻦْ ﻓَﻮْﻗِﻨﺎ، ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﺮَﻛُﻮْﻫُﻢ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺭَﺍﺩُﻭْﺍ ﻫَﻠَﻜُﻮْﺍ ﺟَﻤِﻴْﻌًﺎ، ﻭَﺇِﻥْ ﺃَﺧَﺬُﻭْﺍ ﻋَﻠﻰ ﺃَﻳْﺪِﻳْﻬِﻢْ ﻧَﺠُّﻮْﺍ ﻭَﻧَﺠُّﻮْﺍ ﺟَﻤِﻴْﻌًﺎ

“Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya adalah seperti kaum yang menumpang kapal. Sebagian dari mereka berada di bagian atas dan yang lain berada di bagian bawah. Jika orang-orang yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atasnya. Lalu mereka berkata: ‘Andai saja kami lubangi (kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak akan menyakiti orang-orang yang berada di atas kami’. Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal mereka tidak menghendaki), akan binasalah seluruhnya. Dan jika dikehendaki dari tangan mereka keselamatan, maka akan selamatlah semuanya”. (HR. Bukhari)

Di dalam hadits ini, Rasulullah saw mengibaratkan aktivitas dakwah seperti mencegah perbuatan melubangi kapal. Jika orang yang berada di bawah kapal hendak mengambil air, tentunya ia harus naik ke atas kapal, melewati orang-orang yang berada di atas, barulah orang-orang yang di bawah dapat mengambil air.

Namun jika mereka hendak mengambil air dengan cara melubangi kapal, tentunya ini akan memudahkan bagi mereka yang berada di bawah namun secara tidak langsung akan membahayakan dirinya dan semua orang yang ada di dalam kapal tersebut pula. Oleh karena itu, tindakan mereka yang hendak melubangi kapal wajib dihentikan. Sebab, jika hal itu dibiarkan, niscaya kapal akan karam, dan binasalah orang yang melubangi kapal itu juga semua orang yang ada di atas kapal.

Hal ini membuktikan, bahwa urgensi aktivitas dakwah di tengah kehidupan umat manusia sangatlah penting demi menjaga stabilitas dan keamanan serta ketenteraman dalam kehidupan manusia. Bisa kita bayangkan, bagaimana jadinya jika orang-orang sudah tidak peduli dengan kemungkaran yang terjadi di sekitarnya?

Bagaimana jadinya di kalangan orang-orang sudah enggan berdakwah dan saling mengingatkan dalam kebaikan? Masya Allah, sungguh tak dapat dibayangkan berapa banyak kemaksiatan dan kezaliman yang terjadi di atas bumi ini. Dan betapa besar adzab Allah karena kita telah lalai pada perintahnya untuk saling mengingatkan.

Atas dasar inilah dakwah tidak boleh ditinggalkan dan diabaikan. Meninggalkannya sama saja meninggalkan kewajiban kita sebagai muslimin dan muslimat. Berbicara tentang kisah Khabib di awal, seakan menyentil kita. Bahwa sudah seberapa besar usaha kita dalam memerangi kemungkaran. Seperti dalam Firman Allah,

ﻭَﻟْﺘَﻜُﻦْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺃُﻣَّﺔٌ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imron:104)

Hal ini agaknya menjadi PR kita sebagai umat muslim. Bahwa dakwah tak melulu soal mimbar dan ceramah. Kita dapat melakukan aktivitas dakwah dimana saja dan kapan saja. Bahkan dengan tulisan maupun perbuatan. Hal ini juga dibuktikan oleh para wali songo dengan berdakwah melalui jalur kesenian agar mudah diterima oleh masyarakat tempat mereka berdakwah. Karena sejatinya, dakwah merupakan kegiatan yang kita lakukan untuk mendorong dan mengajak orang lain menuju kebaikan.

Terakhir, dakwah bukanlah suatu kepentingan pribadi. Melainkan demi memperjuangkan kemaslahatan umat. Dakwah merupakan kepentingan diri sendiri dan orang lain yang wajib kita lakukan dengan ikhlas dan dengan niat mencari ridha Allah Taala dengan sepenuh hati. Dan langkah paling awal dalam berdakwah adalah dengan membentengi diri sendiri dengan syariat Islam dan mengatakan dan menyatakan bahwa yang benar adalah benar. Dan yang bathil adalah bathil. Meskipun hanya terbesit dalam hati dan pikiran kita sendiri.

ﻣَﻦْ ﺭَﺃَﻯ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣُﻨْﻜَﺮًﺍ ﻓَﻠْﻴُﻐَﻴِّﺮْﻩُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻄِﻊْ ﻓَﺒِﻠِﺴَﺎﻧِﻪِ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻄِﻊْ ﻓَﺒِﻘَﻠْﺒِﻪِ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﺃَﺿْﻌَﻒُ ﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥِ

“Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman .” (HR. Muslim) (lusy/dakwatuna.com)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...