Menyiram Air Putih dalam Relung Dakwah

ilustrasi, dakwah bukan jalan mudah (inet)

dakwatuna.com – Manusia memiliki fitrah ambiguitas dalam hatinya. Terkadang ia bingung dalam menentukan sikap, namun banyak pula yang optimis dengan keputusan yang diambilnya. Ada pula yang menunggu waktu yang sangat lama untuk mengambil setiap keputusan karena kehati-hatianya. Inilah pilihan-pilihan hidup yang akan selalu menghiasi Sang Ahli Surga.

Kita tentu pernah mendengar perdebatan Abu Bakar dan Umar terkait kaum muslimin yang tidak ingin berzakat. Hasil dari perdebatan itu ialah kesungguhan Abu Bakar untuk memerangi mereka. Ada juga prahara Mus’ab ibn Umair saat harus meninggalkan Mekkah demi berdakwah di Madinah. Abu Bakar dan Mus’ab telah mengambil keputusan-keputusan yang sulit bahkan tidak jarang meneteskan banyak air mata. Namun Allah mengganjar Abu Bakar sebagai Ahli Surga dan Mus’ab sang Pemilik sayap di surga. Subhanallah!!!

Lalu bagaimana dengan Anda?

Sudahkah hidup ini hanya untuk Allah? Masih Study Oriented? Masih KUPU-KUPU (Kuliah Pulang – kuliah Pulang)? ataukah 3 K (Kampus, Kamar dan Kampung). Jika paradigma hidup ini begitu sempit dan pragmatis maka kita semua tidak akan mampu menuai hasil dari setiap kerja keras yang akan kita lakukan. Mengapa? Karena pola pikir yang terlalu sempit dan senewen (istilah Jawa). Kejam jika hidup yang hanya 65 tahun (umur Rasullulah) namun hanya diisi dengan mencari harta, tahta dan kedudukan dunia yang tidak akan di bawa mati. Kita semua tidak akan membawanya ke kubur hingga meninggal kelak. Bagi Mahasiswa dunia perkuliahan hanya dihiasi dengan mencari nilai setinggi mungkin, mencari prestasi sebanyak mungkin, bahkan memborong begitu banyak piala. Akan tetapi di lain pihak kita melupakan niat beribadah karena Allah, menghilangkan nilai-nilai ukhuwah, egois dalam sikap dan jutek dalam perilaku. Astagfirullah!

Dakwah indah karena suguhan Air putihnya..

Ikhwatifillah… Kita telah memilih dakwah ini sebagai sugguhan yang nikmat. Air putih tarbiyah telah membentuk karakter kita semua menjadi lebih kuat. Kuat dalam memutuskan dan memilih serta memilah segala hal yang lebih penting untuk dilakukan. Dakwah telah menuntun Anda menjadi pribadi-pribadi Rabbani dan kreatif dalam menjalani lika-liku hidup. Jangan sampai kita terjatuh pada hawa nafsu dunia dan melupakan cita-cita indah dakwah ini.

Ikhwatifillah… Kita mengetahui bahwa peningkatan rekrutmen ialah kunci dari ini semua. Setelah itu kita membina mereka menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan produktif. Terkadang terbersit bahwa menyiapkan kader dakwah menjadi tantangan tersendiri dan terlihat rumit. Akan tetapi, sesuatu yang rumit dan sulit akan terlewati dengan keihklasan dan kerja keras kita semua. Mari melupakan bentuk dan terobsesi pada isi. Karena sejatinya substansi dakwah ini ialah menyatukan hati kepada Allah dalam kondisi dan situasi apapun. Tantangan dakwah ini tidak seberat Rasullulah, tidak seganas Hitler, tidak sesedih Gaza, tidak seotoriter Mesir, tidak sekejam Suriah. Namun yakinlah bahwa Islam tetap akan tegak dalam dekapan kesulitan yang mendekap. Seerat apapun musuh-musuh Allah menyulitkan Islam. Maka setegak itu pula hidayah Allah bersinar dalam relung hati kita semua. Semoga nama kita tertulis di Jannah-Nya, dalam senyum manis Ridwan di tengah kelembutan bidadari surga, tidakkah itu begitu Indah? Sampai bertemu di Ainul Mardiah. Wallahu’alam.

Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Kota Semarang, Jawa Tengah.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...