Jangan Buat Kartini Menangis

Ilustrasi. (islamicartdb.com)

dakwatuna.com – Satu ketika putriku pernah bertanya, “Kalau sudah waktunya, bolehkah aku kuliah?”

Senyumnya merekah saat kujawab, “Ya, tentu saja!”

Di lain kesempatan, ia juga pernah bertanya, “Bolehkah aku bercita-cita menjadi dokter?”

Senyumnya mengembang saat aku mengangguk, setuju.

Betapa harus bersyukurnya kaum wanita Indonesia jaman sekarang sebab mereka mempunyai hak yang sama dengan kaum pria, dalam bersekolah dan bercita-cita. Ini tentunya tidak bisa lepas dari jasa Raden Ajeng Kartini , pahlawan emansipasi wanita Indonesia.

Satu jempol untuk wanita-wanita Indonesia yang berprestasi dalam berbagai profesi,  berbagai bidang pendidikan dan juga pekerjaan.  Dua jempol bagi wanita-wanita Indonesia yang mampu berprestasi di luar rumah tanpa melupakan kodrat, melalaikan kewajibannya sebagai perempuan.

Majulah wahai saudari-saudariku. Raihlah mimpi-mimpimu, tapi jangan lupakan kodratmu, jangan lalaikan kewajibanmu. Jangan buat Kartini menangis dengan tingkah laku burukmu. Kartini berjuang untuk meninggikan derajatmu, mendapatkan hakmu, bukan untuk melawan kodratmu, bukan pula menghapus kewajibanmu sebagai seorang perempuan dalam keluarga, masyarakat dan juga negara.

Seorang pembaca yang sedang belajar menulis.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...