dakwatuna.com – Ankara. Turki merupakan pusat multikulturalisme dan menjadi pelopor dalam hal itu di Uni Eropa. Demikian sebagaimana disampaikan oleh seorang Wakil Kongresi Katolik di Turki, seperti dilansir dari kantor berita Anadolu, Rabu (13/02/2019).
“Saya mendorong (negara Eropa) untuk mengikuti contoh dari Ottoman dan Turki dalam hal multikulturalisme,” kata Jubir Gereja Episkopal Katolik di Istanbul, Rinaldo Marmara.
Pernyataan Marmara disampaikan di London, Inggris, menjelang panel tentang keberagaman yang diselenggarakan oleh Union of Internasional Demokrat (UID) dan Yayasan Cordoba beberapa hari lalu.
Berbicara dengan Anadolu, Marmara menyoroti konsep keberagaman yang berlaku di Turki sejak masa Byzantium, hingga Kesultanan Ottoman.
Menurutnya, orang-orang dari seluruh dunia hidup di dalam wilayah Ottoman sebagai satu komunitas.
“Jika kita mengambil contoh dari Itali misalnya, mereka memiliki sekolah, teater, bioskop, rumah pribadi, panti jompo mereka sendiri, dan mereka bahkan memiliki pengadilan sendiri,” katanya.
“Mereka hidup secara otonom di negara ini. Ini adalah model Uni Eropa dan itu adalah hasil dari multikulturalisme dan keramahtamahan Utsmani,” imbuhnya.
Marmara menyebutkan, konsep seperti itu masih terus bertahan di Turki hingga saat ini dan tidak ada yang berubah. (whc/dakwatuna)
Konten ini telah dimodifikasi pada 13/02/19 | 09:04 09:04