Pemboikotan Qatar, imbuh Syaikh Tamim, sangat merusak reputasi negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Menurutnya, kondisi itu menyebabkan kelumpuhan GCC dalam menanggapi isu-isu baik di kawasan maupun dunia.
Ia menambahkan, dunia kini mengakui tuduhan untuk membenarkan pemboikotan Qatar melanggar hukum internasional dan kode etik hubungan antar negara. Selain juga nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat, imbuhnya.
Syaikh Tamim mencatat, selain pemboikotan juga ada rongrongan terhadap stabilitas negaranya serta perang ekonomi yang dilancarkan. Namun, ia menegaskan, fase itu justru menguatkan posisi Qatar serta mengonsolidasikan perannya sebagai mitra aktif di arena regional maupun internasional.
Perekonomian Qatar terus tumbuh dan stabil, tandasnya.
Selain pemboikotan, Syaikh Tamim juga berbicara tentang berbagai isu yang menjadi perhatian dunia saat ini.
Di antara yang disorotnya adalah polemik Suriah dan Yaman. Terkait Suriah, Emir berusia 38 tahun itu menyebut dunia tidak cukup mampu menyelesaikan koflik yang telah berjalan tujuh tahun tersebut.
Sedangkan Yaman, Syaikh Tamim menegaskan sikap negaranya yang mendukung persatuan, kedaulatan dan perdamaian Yaman. ia juga menyeru seluruh pihak untuk segera melakukan rekonsiliasi nasional berdasarkan Resolusi PBB No. 2216. (whc/dakwatuna)
Konten ini telah dimodifikasi pada 26/09/18 | 10:57 10:57