Sang Pedang Allah di Antara Pedang-Pedang-Nya

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Saat menghadapi pasukan mu’tah tersebutlah Heraklius yang berjumlahkan 100.000 prajurit yang akan menghadapi prajurit muslim untuk perang. Sebut saja saat itu jumlah prajurit muslim sangat sedikit dengan hanya 3.000 prajurit, tak sebanding dan kalah jauh dengan prajurit persiapan Heraklius.

Saat genting seperti ini sontak dan nyaris saja membuat prajurit islam ingin mundur dari medan peperangan. Abdullah bin Rawahah pun tampil di muka sebagai pelecut untuk bangkit dan menyeru agar terus maju dan menghadapi musuh dengan menetapkan syahid dan menjadi syuhada di medan perang adalah pilihan satu- satunya. Akhirnya majulah pejuang hebat ini dengan sontak tersemangati melalui lisan sahabat Rasulullah SAW ini.

Di perang dahsyat ini nubuwat kenabian menjadi kenyataan dari nun jauh di Madinah Nabi SAW mengabarkan sebagai berikut; Zaid memegang panji lalu terbunuh, kemudian Ja’far mengambilnya dan ia pun terbunuh, kemudian Ibnu Rawahah mengambilnya dan iapun terbunuh, hingga tampil Saif min saifullah

(pedang dari pedang- pedang Allah yaitu Khalid bin Walid). Khalid bin Walid mengambil panji, hingga Allah menganugerahkan kemenangan atas mereka.[1]

Inilah Khalid bin Walid salah satu yang menjadi Sang Pedang Allah diantara pedang- pedang Allah yang mulia. Ketangkasan yang dengan kekuatan iman menghantarkan Khalid bin Walid meraih gelar mulia sebagai pedang Allah sebagai bukti benarnya nubuwat kenabian Nabi SAW.

Akhir kata untuk salah satu sahabat mulia ini semoga keteladanan ini membakar semangat kami agar menjadi pemuda tangguh dengan keimanan yang kokoh dan bergerak membela agama Allah hingga titik darah penghabisan. Bismillahi Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.

Catatan kaki:

[1] Habiburahman El Shirazy, Api Tauhid, Hal. 87

(dakwatuna.com/hdn)

Mahasiswa UII, Takmir Masjid, Penggiat Iqro dan Penuntut Ilmu. Sebelumnya SMAN 01 Nunukan (Kaltara). Akan terus melanjutkan Studi InsyaAllah.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...