Pemimpin Syiah Hutsi Klaim Kudetanya Sebagai Revolusi

Abdul Malik Al-Hutsi. (Almoslim)

dakwatuna.com – Sana’a. Pemimpin gerakan Ansharullah (Syiah Hutsi), Abdul Malik Al-Hutsi, mengklaim sedang terjadinya sebuah revolusi di Yaman. Dirinya menyatakan bahwa seluruh elemen rakyat Yaman yang berbeda politik, aliran, dan sosialnya, bergerak melawan penguasa. Oleh karena itu, apa yang terjadi bisa disebut sebagai revolusi.

Dalam pidato yang disiarkan televisi Al-Masirah, Kamis (9/10/2014) kemarin, Al-Hutsi mengatakan bahwa ‘revolusi rakyat’ ini menghadapi dua buah pilihan; kalah atau terus maju ke depan hingga mewujudkan apa yang menjadi tujuannya. Rakyat telah membuat kesepakatan bersejarah dan kontrak politik yang baru. Revolusi ini, menurutnya, dilakukan dengan dasar kebersamaan oleh seluruh rakyat Yaman.

Selanjutnya, Al-Hutsi juga mengatakan bahwa Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi telah menjadi boneka di tangan kantor-kantor kedutaan besar negara-negara lain. Dia hanya melaksanakan perintah-perintah mereka.

Sebelumnya, Rabu kemarin, Presiden Mansur Hadi mengeluarkan keputusan mengangkat pembantunya, Ahmad Audh bin Mubarak, menjadi perdana menteri. Bin Mubarak diminta segera membentuk kabinet yang baru. Namun hal ini ditolak mentah-mentah oleh kelompok Syiah Hutsi. Menurut mereka, Bin Mubarak adalah orang yang dicalonkan pihak asing, bukan hasil kesepakatan kekuatan-kekuatan politik di Yaman.

Aksi pendudukan ibukota Yaman oleh kelompok Syiah Hutsi ini dinilai banyak pengamat mendapat dukungan langsung dari Iran. Bahkan Presiden Iran, Hassan Rouhani, pernah mengatakan bahwa peristiwa terakhir yang terjadi di Yaman adalah sesuatu yang sangat berani dan besar. Seperti diberitakan Sahafah, Sabtu (27/9/2014) hari ini, jatuhnya sebagian ibukota Yaman ke tangan kelompok Syiah Hutsi disebutnya sebagai sebuah kemenangan besar pihak yang didukung Iran. (msa/dakwatuna/almoslim)

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...