Sebening Prasangka

Ilustrasi (endless-paradise.co.cc)

dakwatuna.com – Ya selayaknya itulah yang mungkin senantiasa dikedepankan dalam benak kita sebagai seorang muslim. Itulah yang mampu membersihkan hati, pikiran dan jiwa kita seutuhnya dari segala penyakit. Ada beberapa rujukan yang bisa kita ambil agar kita mampu menjaga konsistensi “sebening prasangka”.

Salah satunya dari Umar bin Khattab, bahwasanya, kita harus senantiasa berbaik sangka terhadap orang lain hingga terbuktilah keburukan apa yang mereka miliki itu ada di depan kita. Jika itu hanya sebatas pendapat pribadi orang lain atau perspektif subjektivitas kita saja, tanpa ada hal nyata di depan mata kita, maka layak kita untuk mengutamakan “sebening prasangka”.

Rujukan yang lain adalah disyaratkannya 4 orang saksi untuk menghukumi orang yang telah berzina. Hal ini, menunjukkan kepada kita bahwa meskipun suatu keburukan (ex. zina) itu telah ada saksinya 1/2/3 pun tak mencukupi untuk menetapkan keburukan seseorang. Akan tetapi perlu minimal 4 orang untuk untuk memutuskan bahwa orang tersebut melakukan keburukan itu dan memberikan sanksi kepadanya. Memang tak mudah bagi kita untuk menjaga konsistensi “sebening prasangka”. Semoga kita berniat ikhlas, latihan sungguh-sungguh dan berdo’a kepada Allah agar “sebening prasangka” itu di benak kita. (Dikutip dari: Tulisan 1bulan yang lalu, saat di lobi hotel Oval, menunggu mbak qomi. Met berjuang di Papua selama 3 bulan ini ya mbak)

Konten ini telah dimodifikasi pada 18/06/13 | 06:00 06:00

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...