Hakikat Waktu Seorang Muslim

Ilustrasi. (tacticalstudent.com)

dakwatuna.com – “Gak papa ngaret, namanya juga orang Indonesia.”

“Ah ngapain tepat waktu, nanti juga yang lain pasti ngaret.”

“Ah nanti aja.”

Kalimat di atas mungkin sangat familiar di telinga kita bahkan bisa jadi terucap dari mulut kita sendiri.

Waktu, satu kata yang memiliki makna yang sangat berarti dalam sebuah kehidupan. Lalu apa hubungannya dengan muslim?

Seorang muslim pasti selalu membaca al-Quran, dan di dalam al-Quran itu sendiri banyak sekali ayat yang menerangkan tentang pentingnya sebuah waktu.

Wal-fajr, wal-‘ashr, wadh-dhuha, dan masih banyak lagi ayat yang menekankan perlunya seorang muslim me-manage waktunya.

Wal-fajr adalah waktu terbaik dikabulkannya doa yang berlangsung sangat singkat yaitu dari waktu terbit fajar sampai subuh. Waktu di mana manusia lain masih terlelap tapi sangat berarti bagi seorang muslim yang sangat paham betapa berharganya waktu tersebut dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk meraup pahala sebanyak-banyaknya dan pengabulan doa terbaiknya. Hal itu mengajarkan kepada seorang muslim untuk bisa memanfaatkan waktu yang sangat singkat tersebut untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Wal-‘ashr juga merupakan waktu antara waktu shalat Ashar dengan waktu shalat maghrib yang berlangsung sangat singkat yaitu kurang lebih sekitar 3 jam, berbeda halnya jika waktu itu diumpamakan dengan waktu antara shalat subuh dengan zhuhur yang berlangsung lama? Allah memberitahukan bahwa waktu yang dimiliki manusia sangatlah singkat dan sangat disayangkan jika waktu itu hanya digunakan untuk hal yang sia-sia.

Selain ditegaskan di dalam al-Quran, pentingnya waktu juga dijelaskan dalam beberapa hadits, salah satunya yang mungkin tidak asing didengar adalah :

“Waktu ibarat pedang”

Mengapa waktu diibaratkan degan pedang? Kita bisa mengambil sebuah contoh kecil, jika pedang dipegang oleh seorang samurai maka ia akan digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat karena seorang samurai hanya mengeluarkan pedangnya untuk membela tuannya dan menggunakannya sebaik mungkin agar tidak keluar dari sarungnya hanya untuk sesuatu yang sia-sia, beda halnya jika pedang itu digunakan oleh penjahat maka pedang itu bisa keluar kapan saja ia mau untuk melakukan kejahatannya dan memuaskan nafsunya. Begitu juga dengan waktu, ia akan lebih bermanfaat jika digunakan dengan baik karena oleh orang yang tepat yaitu seorang muslim yang benar-benar memahami setiap ayat Allah yang berkaitan dengan waktu.

Waktu itu singkat, dan tidak akan pernah berulang walau sedetik pun. Bersamaan dengan itu, setiap waktu, perbuatan kita akan senantiasa diawasi dan akan dipertanggung jawabkan di akhirat nanti.

Kita tanya pada diri kita, berapa umur kita saat ini? Apa saja pencapaian yang telah diraih? Karya apa yang sudah ditorehkan yang bisa menjadi amal jariah di alam kubur nanti? Sudah jadi apakah diri ini?

Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang sangat ringan tapi memiliki makna yang sangat mendalam yang berkaitan dengan waktu dan patut untuk direnungi.

Alangkah beruntung orang yang sudah memahami pentingnya waktu dan menggunakannya sebaik mungkin dan alangkah meruginya orang yang menghabiskan waktunya untuk hal yang sia-sia.

Sekali lagi dan untuk terakhir kalinya, mari kita perdalami hakikat waktu dan manfaatkan sisa waktu hidup kita didunia agar kita bisa mempertanggung jawabkan setiap waktu yang kita gunakan dan kita lalui selama hidup di dunia ini. (dakwatuna/hdn)

Mahasiswi Ciamis yang menempuh kuliah di STEi SEBI dan sedang berusaha untuk menjadi seorang pengusaha dan penulis.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...