Dengan Izin-Mu

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com

Di manakah aku harus sembunyi?

Desir angin pembawa debu mikro cinta itu mengayun-anyunkan ku pada sepohon entah yang akarnya amat mendekap eratku. Padahal rerumputan yang terinjak-injak semakin sabar bertasbih pada-Nya. Terik menghangatkannya dalam pandangan-Nya sebagai kuasa-Nya. Hujan menyejukkannya di antara kerontang murka kasih-Nya.

Di manakah aku harus sembunyi?

Tapak-tapak ku dijalan-jalan pilu-Mu mengoyak kesedihanku, meminta-Mu membaringkanku di ketenangan makna-Mu. Walau ragu tak mampu menjamah urat asa di selimut senja indah pada bentangan awan-awan nakal yang mengancam.

Di manakah aku harus sembunyi?

Dipandang-Mu terbaring sunyiku bersama belukar tanya-Nya selama KAU jalankan detik yang mengacaukan kalimat-Mu di dada hamba-hamba-Nya.

Di manakah aku harus sembunyi?

Bukan karena bumi ku sombongkan atas-Nya, namun pada-Mu pelangi itu teramat abstrak teratur. Bukan pula aku mengigaukan-Mu karena mimpi tak mampu menjawab teramat banyak-Nya di nikmat-nikmat-Mu.

Di manakah aku harus sembunyi?

Bila pun kuasa itu terbentur dengan-Mu dan aku menyelinap belajar pada-Nya tentang kenyataan-Nya disukar langkah yakin yang tertusuk duri enggan pada bosan murka-Nya.

Maka izin-Mu kan ku sematkan di amarah-amarah lemah meninggalkan cahaya-cahaya silau yang menjauhkanku dari mereka karenanya.

Konten ini telah dimodifikasi pada 27/03/12 | 22:55 22:55

Seorang hamba Allah yg selalu ingin memperbaharui diri menjadi lebih baik serta lebih berarti bagi hidup dan kehidupan.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...