Shofiyah Qonitat

Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Teknik Grafika Penerbitan. Sulung dari 5 bersaudara ini memiliki motivasi yang tinggi dalam menulis. Modal utama menulisnya adalah rasa. Pernah bercita-cita menjadi dokter. Sedang berusaha membersihkan partikel tidak penting di hidupnya dan ingin sekali membahagiakan orang tua.

Ingin Aku Sampaikan

Aku hanya membisu ketika kau sakit Sebenarnya aku pilu dan amat malu Mengapa sulit kukatakan bahwa aku benar-benar mencintaimu, Ummi...

Siapa yang Lebih Dahulu Datang, Jodoh atau Maut?

Tanpa bermaksud menggurui siapa pun, pemantasan diri untuk seorang yang telah Allah jodohkan terkesan lebih spesial dibanding dengan pertemuan seorang…

Kita tak Selamanya Sama

Jam 1 siang di kafe. Aku sudah di sana dan memesan tempat untuk kami sebanyak sembilan orang. Mereka datang terlambat,…

Aktivis, Pasivis Pokoknya Jangan Apatis

Saya optimis, bahwa pasivis tidak melulu orang yang apatis. Meski mereka bukan aktivis, setidaknya memungkinkan mereka memiliki pemikiran yang bergerak.…

Kembali Mengingat: Ghayyatu Tarbiyah

Sepertinya tulisan ini adalah adaptasi dari catatan 2 tahun silam. Ketika kami melingkar bersama Ibu Sunarsih, 25 Juni. Materi pertama…