Inspeksi terbaru dilakukan di Kota Huangliangmeng dan Handan di Hebei dan di kota Sanya di Hainan. Selain di ruang publik, inspeksi juga dilakukan di rumah-rumah makan Muslim.
Inspeksi itu menargetkan slogan-slogan Arab dan elemen-elemen keagamaan lainnya dalam menu makanan, papan iklan, serta tempat-tempat umum lainnya, termasuk supermarket dan taman kanak-kanak.
Dilansir dari Global Times, Rabu (09/01/2018), inspeksi tersebut diketahui melalui rilis kota Huangliangmeng di WeChat yang kemudian dihapus. Dalam rilis itu diketahui inspeksi telah dimulai sejak 30 Desember 2018 di seluruh desa di kota itu.
Mereka hanya menemukan restoran mie daging sapi Lanzhou. Dalam restoran makanan Islami yang terkenal ini, menggunakan bahasa Arab dan unsur-unsur keagamaan dalam menu dan papan iklannya.
Setelah diperiksa, restoran tersebut pun kini telah menghilangkan seluruh unsur-unsur keagamaannya. Namun, pihak pemerintah setempat hingga kini belum mau memberikan keterangan terkait informasi tersebut. (whc/dakwatuna)