Dilansir dari RT Arabic, Selasa (25/12/2018), Rusia mengaku tidak meragukan komitmen Turki untuk menjaga kesatuan wilayah Suriah. Moskow bahkan menganggap aktivitas Turki di Suriah bersifat sementara dan akibat dari ancaman keamanan dan teroris.
Perwakilan Tetap Rusia di PBB Gennady Gatilov menyebutkan, Turki punya alasan kuat untuk menanggapi ancaman kemaanan dan terorisme yang didapatkannya. Hal itu karena Turki memiliki perbatasan darat langsung dengan Suriah.
“Kami menganggap bahwa masalah Kurdi adalah persoalan paling sensitif dalam mosaik politik Suriah. Aktivitas Turki di utara Suriah bersifat sementara yang didorong oleh ketakutan yang berkaitan dengan ancaman pada keamanan nasional dan bahaya terorisme,” kata Gatilov.
“Kita tahu bahwa Ankara menegaskan komitmennya pada kesatuan wilayah dan kedaulatan Suriah. Dan tidak ada yang membuat kami ragu akan komitmen dan sikap itu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Turki mengumumkan niat untuk meluncurkan operasi militer ketiganya di timur sungai Eufrat pada Januari mendatang. Operasi tersebut dalam rangka memerangi milisi Kurdi yang disebut Turki sebagai kelompok teroris. (whc/dakwatuna)