Samsung Tolak Calon Pekerja Muslim karena Tak Mau Minum Alkohol

Ilustrasi logo Samsung. (Reuters via Huffpost)
dakwatuna.com – Washington. Salah satu raksasa perusahaan elektronik Samsung diduga menolak seorang calon pekerja Muslim di Amerika Serikat. Disebutkan, penolakan dilakukan karena calon pekerja itu tidak mau minum-minuman keras (alkohol).

Dilansir dari HuffPost, Selasa (20/11/2018), pria Muslim yang ditolak itu bernama Omar (bukan nama sebenarnya) berusia 34 tahun. Ia adalah seorang teknisi teknologi perangkat lunak.

Suatu hari, Omar dikejutkan dengan surat elektronik pemanggilan wawancara dari Samsung. Padahal, ia tidak pernah merasa mengajukan surat lamaran kerja. Dalam surel itu, Omar dipanggil wawancara untuk posisi teknologi perangkat lunak di perusahaan tersebut.

Disebutkan Omar, dirinya harus melalui empat tahap wawancara dalam beberapa pekan: satu kali wawancara melalui telepon, dan tiga wawancara tatap muka di Pusat Strategi dan Inovasi Samsung di San Jose, California.

Menurut Omar, proses wawancara yang berlangsung pada bulan Oktober 2017 silam itu dipercepat oleh Samsung. Ia pun merasa hal itu sebagai pertanda baik.

Dalam proses wawancara tatap muka, pria berpengalaman 10 tahun di bidang teknologi perangkat lunak itu diberi waktu satu jam untuk tiga kali wawancara. Wawancara pertama adalah dengan teknisi perangkat lunak Samsung, kedua dengan manajer perekrutan dan ketiga dengan manajer rekayasa perangkat lunak.

Kepada Huffpost, Omar mengaku proses wawancara pertama dan kedua sangat singkat sekali. Menurutnya, diskusi dan pembicaraan masih normatif berhubungan dengan departemen teknologi yan sudah menjadi bidang keahliannya.

Namun ketika wawancara ketiga, Omar merasa ada yang ganjil. Pasalnya, ia tidak ditanyai soal pengalamannya sebagai teknisi perangkat lunak sama sekali. Sebaliknya, menurut Omar, pewawancara justru menekankan pentingnya budaya perusahaan, termasuk budaya minum alkohol yang terkadang berlangsung hingga pukul 2 pagi.

“Saya bisa katakan Anda adalah seorang Muslimm,” kata Omar mengutip perkataan pewawancara. Pewawancara kemudian mendesak Omar untuk membicarakan keyakinan agamanya dan pandangannya soal minum alkohol.

Saat itu Omar menegaskan tidak minum minuman keras, namun ia juga menyebut tidak mempersoalkan bila rekan-rekan kerjanya minum. Namun, imbuhnya, pewawancara tampak tidak puas dengan jawaban itu dan menanyakan lagi soal keyakinan agamanya.

Bahkan, pewawancara sempat menyebut keputusannya tidak mau minum alkohol dapat mengganggu ‘kekompakan’ di ruang kerja.

Pembicaraan itu berlangsung sekitar 25 menit, dan kemudian pewawancara keluar ruangan yang menandai proses wawancara usai. Tiga hari kemudian, Omar mendapat konfirmasi bahwa ia tidak diterima bekerja di Samsung, dan ia sangat sadar apa alasannya.

Atas insiden itu, Omar dan pengacaranya di Kantor Wilayah San Fransisco di Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR-SFBA) melaporkan perusahaan tersebut kepada Department of Fair Employment and Housing (DFEH) kantor California atas dugaan diskriminasi agama dalam pekerjaan.

Huffpost sengaja menyamarkan nama Omar untuk melindunginya dari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat ia juga tengah menjalani serangkaian proses wawancara dengan sejumlah perusahaan. (whc/dakwatuna)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...