Setelah Xinjiang, Cina Kini Berusaha Kubur Identitas Islam di Ningxia

Sebuah masjid yang berdiri di Provinsi Ningxia. (Google)
dakwatuna.com – Beijing. Pemerintah Cina berupaya mengubur jejak-jejak ajaran Islam dan Arab di kota Yinchuan, ibukota Provinsi Ningxia. Wilayah ini dihuni oleh Muslim Khawai yang menyumbang 30 persen populasi di sana.

Pemerintah mengubah semua yang berbau Arab dan menggantinya dengan istilah Cina. Bahasa Arab di papan jalan dan toko-toko juga dilarang. Masjid-masjid yang dibangun tanpa lisensi dihancurkan, yang memaksa Muslim Khawai berdemonstrasi menentang.

Padahal, Provinsi Ningxia memiliki hak permanen untuk menjadi tuan rumah forum ekonomi dan perdagangan Cina dan negara-negara Arab. Cina juga mendorong provinsi tersebut menjadi basis kerja sama budaya dan ekonomi dengan negara-negara Arab.

Maka upaya menghilangkan identitas Arab dan Islam di Ningxia merupakan hal yang sangat aneh.

Selain itu, Cina juga meminta publikasi media terhadap insiden kekerasan yang melibatkan Muslim dan non-Muslim Cina. Selain juga laporan-laporan yang menyebut Muslim Uighur bergabung dengan kelompok Jihadis. Beberapa analis juga sering menyuarakan bahwa kelompok Islam itu ingin melepaskan diri dari Beijing. (whc/dakwatuna)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...