dakwatuna.com – Baghdad. Pimpinan Syiah Irak, Muqtada al Sadr, mengumumkan kesanggupannya untuk menjadi mediator antara Arab Saudi dan Iran, Selasa (10/04/2018).
“Ketegangan politik antara Republik Islam Iran dan Arab Saudi menimbulkan atmosfir negatif kepada Irak,” kata Al Sadr, seperti dilansir aa.com.tr/ar.
Pernyataan itu ia sampaikan di kantornya, saat menanggapi pertanyaan salah seorang pengikutnya terkait kemungkinan Irak menjadi penengah antara Saudi dan Iran.
Dalam kesempatan itu, Al Sadr juga mengumumkan kesanggupannya untuk menjadi mediator. “Ini untuk menyelesaikan beberapa persoalan meski secara bertahap. Pertama untuk maslahat Irak, dan kedua untuk maslahat Kawasan,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang sumber dari Kemenlu Irak menyebut ada kemungkinan besar bagi Irak untuk menjadi mediator kedua negara. “Irak punya hubungan baik dengan Iran, Saudi dan negara lain di Kawasan,” kata sumber yang enggan disebut namanya, kepada Anadolu.
Pada Agustus 2017 lalu, Muqtada Al Sadr melakukan kunjungan bersejarah ke Arab Saudi. Tepatnya di Jeddah, pimpinan Syiah Irak itu diterima dengan baik oleh Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman Al Saud. (whc/dakwatuna)
Sumber: Aljazeera