Hanya Negara-negara Ini yang Mampu Akhiri Perseteruan di Suriah

Sisa-sisa serangan udara di Suriah pada akhir 2014 lalu. (aljazeera.net)

dakwatuna.com – Doha. Dalam sebuah artikel yang dimuat National Interest, penulis menerangkan satu-satunya cara untuk mengakhiri krisis Suriah. Menurut penulis, Lily J. Goldstein, harus dibentuk aliansi yang terdiri dari negara-negara tak berkepentingan di Suriah untuk mengakhiri perang dan menyelamatkan rakyatnya.

Lily J. Goldstein adalah profesor strategi di Institut Studi Kelautan dari U.S. Naval War College, New Port, Rhode Island. Ia menyarankan, aliansi tersebut harus terdiri dari Brazil, India, Afrika Selatan, Cina, dan dipimpin oleh Indonesia.

Goldstein mengatakan, jika negara-negara itu mengirim 15 ribu pasukan saja, maka Jakarta akan memimpin 75 ribu pasukan. Jumlah ini cukup untuk perlucutan senjata, dan mengawasi pengusiran tetangga ‘buruk’ dari Suriah.

Ia menambahkan, lima negara itu sama sekali tidak memiliki kepentingan di Suriah. Mereka hanya berkepentingan pada perdamaian dan ketenangan rakyat Suriah.

Goldstein menyebutkan, tidak ada yang bisa diharapkan dari pihak-pihak yang terkait di Suriah saat ini. Menurutnya, saat ini ada dua kelompok yang bermain di Suriah, yaitu para tetangga (Turki, Iran, Israel, Arab Saudi) dan negara jauh (Rusia dan Amerika Serikat).

Lebih lanjut Goldstein menjelaskan, ada pengamat dan akademisi Rusia yang menyebut perang Suriah berpeluang berubah menjadi perang dunia. Rusia dan sekutunya, berharap konflik akan berakhir secara diplomatik melalui PBB.

Ditambahkan, namun solusi seperti ini tampak mustahil. Ada beberapa hal, salah satunya AS. Seperti diketahui, AS adalah sebab intervensi militer Turki ke Suriah. Washington juga telah berniat untuk tetap di Suriah sampai waktu yang belum ditentukan. Sementara Rusia, hanya kuat di wilayah barat dan lemah di timur. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...