14 Orang Tewas dalam Demonstrasi Anti Pemerintah di Iran

Demonstrasi massa anti pemerintah di Iran. (aljazeera.net)

dakwatuna.com – Teheran. Demonstrasi massa anti pemerintah di Iran terus berlanjut. Menurut laporan, jumlah korban tewas telah mencapai 14 orang, 13 di antaranya di provinsi Isfahan. Selain itu, sejumlah lain juga dinyatakan terluka dalam demonstrasi yang mengkritisi buruknya kondisi perekonomian dan pengangguran.

Dilansir Aljazeera.net, Senin (01/01/2018), stasiun televisi Iran melaporkan, sembilan orang tewas di provinsi Isfahan. Sementara pihak keamanan menyebutkan, sebelumnya di Isfahan juga ada dua orang tewas. Sedangkan pada Sabtu (30/12) kemarin, telah ada dua orang lain dinyatakan tewas.

Sedangkan korban keempat belas tewas di kota Itha provinsi Khuzestan. Kerusuhan kali ini, disebut-sebut yang paling buruk sejak tahun 2009 lalu. Disebutkan, aparat keamanan harus menghadapi massa aksi bersenjata yang berupaya merebut sejumlah kantor institusi negara.

Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut, jika diperlukan jutaan rakyat akan turun ke jalan guna mendukung rezim dan revolusi Iran. Jutaan rakyat yang dimaksud merupakan massa pro pemerintah. Selain itu, ia juga menyebut demonstran anti pemerintah telah melecehkan kesucian dan legitimasi revolusi Iran.

Rouhani menambahkan, pihaknya menyikapi aksi protes sebagai peluang untuk memperbaiki pemerintahan. Menurutnya, sebagian demonstran memiliki tuntutan yang sah dan tidak semuanya terkait dengan pihak luar.

Sebelumnya, Rouhani juga menjelaskan, konstitusi menjamin kebebasan berekspresi rakyat. Pemerintahnya juga menyambut baik setiap kritik yang konstruktif. Namun, ia juga menegaskan penolakan pada setiap pergerakan yang mengancam keamanan dan stabilitas Iran.

Demonstrasi massa aksi pemerintah telah berlangsung selama empat hari secara beruntun. Massa aksi disebut turun ke hampir semua kota di Iran, termasuk ibukota Teheran.

Massa tampak menyuarakan kritikan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Iran. Mereka menuntut pemerintah menghentikan dukungan pada rezim Suriah, sekutu di Lebanon dan Gaza. Sebagai gantinya, massa mendesak pemerintah untuk lebih fokus pada situasi dalam negeri. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...