Sejarah itu Tentara

Bedah Peristiwa G30S/PKI di DPD PKS Kota Bandung bersama Sejarawan Senior Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, Guru Besar Sejarah Unpad. dan Letkol Khafidin Widodo dari Dinas Sejarah TNI AD

dakwatuna.com – Sejarah adalah sebahagian tentara dari tentara-tentara Allah, demikian ungkap salah seorang ulama salaf.

التاريخ جند من جنود الله

Di dalam satu peristiwa sejarah kau tak akan dapat temukan narasi tunggal. Para pihak yang terlibat di dalamnya, pasti memiliki sudut pandang dan versi masing-masing.

Ambil saja satu segmen. Serangan Belanda pasca proklamasi kemerdekaan. Agresi Militer kita sebut, sementara Belanda menyebutnya Politionele Acties untuk menyatakan bahwa tindakan mereka semata hanya operasi keamanan Polisi kepada para kriminalis radikalis yang mengganggu keamanan nasional Hindia Belanda.

Dalam sebuah diskusi sejarah di Negeri Belanda, seorang Professor Belanda hendak membuat sebuah narasi rekonsiliasi atas sejarah bersama Indonesia dan Belanda.

“We share the same past but not the same history” katanya. Aku tanyakan padanya, “what do you expect from this project?” Bukan apa-apa, karena di mataku akan terlalu banyak sudut perintilan sejarah yang sulit dipaket dalam sebuah paketan tunggal. Mengapa tidak kita biarkan saja sejarah kita kemas dalam banyak versi lalu kita berjanji untuk saling menghormati dan tidak saling melukai di alam kini dan nanti.

Di alam lampau luka-luka itu telah tergores, tidak ada satu pihak pun yang berhak mengklaim bahwa lukanya paling banyak dan paling dalam dari yang lain, luka tetaplah luka. Sedikit atau banyak goresannya akan terkenang dalam akal dan hati.

Kami beruntung diajari para ulama kami untuk tidak meratapi luka, dan bergerak merengkuh masa depan. Bukan hanya kami diajari, akan tetapi kami juga ditunjuki kepada sebuah keteladanan. Terlalu banyak luka pada sudut-sudut sejarah yang kami terima, akan tetapi kami tutup luka tersebut dan kami tatap masa depan. Karena sejarah itu dipergilirkan.

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّـهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum itupun mendapat luka yang serupa. Dan masa itu Kami pergilirkan diantara manusia; dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim (Ali Imran: 140)

Jadi, apa yang hendak kau cari dari sejarah, niscaya kau akan temukan apa yang ingin kau cari tersebut. You can find anything from history.

Tinggallah tersisa pertanyaan bagi kita, apa yang ingin kita pelajari darinya? karena tidak semua versi sejarah bisa kita “makan”. Dari sekian peristiwa sejarah Allah hanya memilih beberapa peristiwa saja, Dari sekian nama yang bertebaran dalam sejarah Allah hanya memilih beberapa nama saja yang disajikan di dalam Alquran.

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَـٰكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Yusuf: 111)

Allah memilih dan memilah untuk kita agar darinya kita belajar, bukan untuk menunjuk sesiapa-siapa, tapi untuk menata langkah kita sendiri dengan menjadikan sejarah sebagai bagian dari tentara Allah yang barangkali akan menolong kita di masa depan apabila kita benar menggunakannya. (yugi/dakwatuna.com)

Konten ini telah dimodifikasi pada 06/10/17 | 08:26 08:26

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...