Wanita Jangan Cengeng!

Ilustrasi. (bidadarisurga.deviantart.com)

dakwatuna.com – Memang betul wanita diciptakan lebih mengedepankan perasaan dibandingkan logikanya. Berbeda dengan lelaki yang lebih besar penggunaan logika dibandingkan dengan perasaannya. Tapi apakah atas dasar itu wanita menjadi makhluk paling lemah? Makhluk yang sedikit-sedikit menangis hanya karena hatinya terluka. Makhluk yang tidak bisa diandalkan bahkan hanya dipandang sebelah mata.

Tidak. Wanita bukanlah makhluk yang lemah. Sejarah Islam telah menorehkan betapa banyak sahabat wanita yang turut membantu memperjuangkan tegaknya Islam di muka bumi ini. Tidak ingat kah cerita Asma binti Abu Bakar yang dalam keadaan hamil besar masih bisa mengantarkan perbekalan makanan dengan kudanya secara sembunyi-sembunyi?

Bahkan ketegaran hati para wanita ini patut diacungi jempol. Tidak ada tangisan ketika seorang wanita tua berhadapan dengan Al-Hajjaj yang memenjarakan anak laki-lakinya dan akan membunuh anaknya. Wanita tua itu hanya berkata dengan tegasnya, “Sekali pun engkau tidak membunuhnya, dia pasti akan mati juga.”

Asma pun memberikan bukti ketegaran lainnya ketika melihat anak laki-lakinya Abdullah bin Zubair, terbunuh dalam keadaan terpancang di tiang salib. Asma hanya mengatakan, “Sekarang sudah saatnya bagi penunggang kuda yang jagoan ini untuk beristirahat dengan tenang.” Dalam kisah lain diceritakan Al-Khansa yang mengikhlaskan empat orang anaknya gugur di jalan Allah. Ia merasa telah dimuliakan oleh Allah dengan gugurnya mereka sebagai syuhada.

Wanita-wanita ini telah menerapkan tentang kelapangan dada yang tergambar dalam Qs. Al-Insyirah: 1, “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.” Juga tentang ketangguhan, karena pada hakikatnya kedudukan wanita dan laki-laki itu sama di mata Allah, yang membedakan hanya amal perbuatannya.

Lantas bagaimana dengan wanita masa kini? Wanita yang mudah sekali mengeluh. Wanita yang hanya karena hal sepele bisa menangis. Bukan menangis karena urusan akhirat tapi lebih karena urusan dunia. Bahkan sindrom-sindrom tamu bulanan pun dijadikan alasan untuk bisa menjadi makhluk paling lemah. Perkara jodoh yang tak kunjung datang saja bisa membuat seolah-olah dunia akan segera berakhir. Wanita-wanita seperti ini mudah sekali kan kita temukan? (dakwatuna.com/hdn)

Hafshah Muslimah ialah nama pena dari Hafizhotunnisa Ishmatullah. Merupakan alumni KMO Indonesia batch 16. Karya yang sudah diterbitkan ialah dwi antologi Memori-Reminisensi, antologi puisi Deret Diksi Anak Negeri, antologi kisah inspiratif Guratan Renjana pada Kesatria, dwi antologi Impresi-Memorabilia, antologi Mozaik-Amore, dan antologi dongeng Fairy Tale. Bisa disapa melalui instagram @hafshahmuslimah atau di KBM App hafshahmuslimah .
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...