dakwatuna.com
Bila aku masih bisa hidup seribu tahun lagi
Izinkan aku untuk membahagiakannya
Membuat senyum di bibirnya setiap saat ku menatapnya
Membekaskan kebahagiaan di hatinya
Waktu terus berjalan, hari demi hari, detik demi detik tak dapat ku hentikan ketika ku tengah berada di dekapannya. Ingin sekali rasanya setiap saat berada di pelukannya. Dekapannya hangat, mengusir ketakutanku dari segala hal yang membahayakanku. Sejak ku kecil, ibu selalu menanamkan keberanian pada diriku. Aku tidak boleh takut dengan kegagalan, jika gagal coba lagi, jika salah segera minta maaf. Petuahnya selalu ku simpan dalam benak, pesan darinya adalah kunci semangat dan keberanianku.
Aku masih ingin mendengar petuah ibu setiap saat. Petuah yang membawaku ke dalam keberhasilan dalam menjalani hidup ini. Ketika ku salah, ia selalu memaafkan dan meluruskan, tak pernah bosan membimbingku ke arah yang baik. Ibu selalu paham masalahku walaupun aku tidak cerita secara jelas kepadanya. Serumit apapun masalahku, ia selalu ada di sampingku. Menguatkan hatiku dan menjadikan ku pribadi yang pemaaf, serta memastikanku untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Kesabarannya dalam menghadapiku adalah kemuliaan hatinya.
Semakin besar, semakin banyak rintangan kehidupan yang menghadang. Petuahnyalah yang membuatku kuat dalam menjalani berbagai rintangan dan lika-liku kehidupan itu. Jejak-jejak keberhasilan yang pernah ku jajaki berkat doa ibu.
Aku ingin selalu berada di sampingnya, membuat bangga dan membawa kebahagiaan untuknya. Walaupun aku tahu, kami tidak akan bersama selamanya ada di dunia ini, tapi aku yakin cinta kami abadi sampai bertemu kembali di surga nanti. (dakwatuna.com/hdn)