Kitalah Sebaik-Baiknya Orang Itu?

dakwatuna.com – Waktu dalam sehari ada 24 jam. Mau orang yang sukses ataupun belum, sama-sama memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Tapi apa yang membedakan mereka? Mengapa yang satu sukses sedangkan yang lainnya belum? Penggunaan waktulah jawabannya. Ada yang menggunakan untuk hal yang bermanfaat. Maka, sukseslah yang didapat.

Di sisi lain, ada yang meleha-lehakan waktunya. Membiarkan waktu berlalu tanpa manfaat. Maka, sudah diduga dan diketahui hasilnya yaitu belum sukses. Saya gak mengatakan tidak sukses, karena semua orang berpotensi sukses. Yang belum, tinggal disadarkan. Ya, sadarkan akan potensi yang dimilikinya bahwa dirinya bisa sukses.

Kesuksesan diperuntukkan bagi yang berusaha untuk menjadi orang yang sebaik-baiknya. Siapa dia? Bagaimana caranya? Ya, dia itu kita. Tinggal melakukan caranya. Sebagaimana yang Rasulullah kabarkan kepada umatnya, “Sebaik-baiknya manusia, dia yang bermanfaat bagi orang lain.”

Melakukan hal yang bermanfaat untuk diri dan orang lain, cukup dikatakan sudah sukses. Banyak hal yang bisa kita lakukan. Misalnya, membantu orang tua kita membeli yang dibutuhkan untuk masak atau apa pun yang bisa meringankan bebannya. Berdakwah mengajak kebaikan kepada saudara kita baik secara lisan, tulisan atau keduannya. Bersedekah sebagian harta kita kepada yang membutuhkan dan masih banyak yang lainnya. Kalian pasti lebih tahu daripada saya.

Ya, mau tidak mau. Apa pun harus bermanfaat tiap waktu yang kita jalani. Itu semua kalau mau sukses dan diridhoi Allah. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Sekian.

Semoga bermanfaat.

Aktivis dakwah kampus LDK fakultas ekonomi UNIGA.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...