PKS Dukung Peningkatan Pembinaan di Rutan Perempuan Pondok Bambu

Ketua BPKK DPP PKS Wirianingsih sedang mencoba kue buatan salah satu warga binaan Rutan Pondok Bambu, Kamis (17/12). (IST)

dakwatuna.com – Jakarta. Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Wirianingsih memuji program pembinaan yang dilakukan di Rutan Pondok Bambu.

“Saya merasa senang sekali melihat pembinaan di sini. Membuat warga binaan yang sebelumnya tidak punya keterampilan menjadi terampil, yang sudah punya keterampilan menjadi terarah,” ujar Wirianingsih saat berkeliling Rutan Pondok Bambu, dalam siaran pers yang diterima dakwatuna.com, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Kalapas Kelas 2A Pondok Bambu, Sri Susilarti menjelaskan ada beragam program pembinaan yang dilakukan di rutan khusus perempuan ini. Diantaranya membuat kerajinan akrilik, menjahit, dan tata boga.

Salah satu warga terbina, April, yang tengah membuat kue merasa bersyukur dengan adanya beragam kegiatan pembinaan yang diadakan di rutan tersebut.

“Seneng banget saya mendapat ketrampilan, tadinya saya ngga bisa bikin apa-apa. Alhamdulillah, sekarang bisa bikin kue. Semoga saya nggak salah pergaulan lagi ya, Bu. Doain biar saya cepet pulang,” curhat April kepada Wirianingsih yang memuji kue buatannya.

Meski mengapresiasi kegiatan pembinaan yang sudah dilakukan di Rutan Pondok Bambu, namun mantan Anggota DPR RI tersebut meminta pemerintah untuk terus meningkatkan pembinaan.

“Sekarang ini biaya pembinaan per tahunnya baru 35 juta. Padahal banyak sekali agenda pembinaan yang dilakukan di sini. Saya sangat berharap pembinaan terus ditingkatkan, karena inilah yang akan menjadi bekal mereka setelah keluar dari sini,” ujar Wirianingsih.

Ada tiga pilar dalam lembaga permasyarakatan, yakni warga binaan, petugas, dan masyarakat. “Jadi masyarakat punya tanggung jawab untuk ikut membina. Insya Allah PKS sebagai partai dakwah siap memberikan pembinaan dalam unsur keagamaan,” kata perempuan yang akrab disapa Wiwi ini.

Selain menyoroti tentang masalah pembinaan, Wirianingsih pun menyoroti hak seorang Ibu untuk selalu bersama anaknya.

“Di sini saya lihat, Alhamdulillah Ibu bisa satu kamar dengan anaknya yang masih bayi. Semoga di rutan lainnya hal ini juga bisa diterapkan, karena di mana pun Ibu tetap berperan untuk menjadi pusat pendidikan anak,” terang Wirianingsih. (abr/dakwatuna)

Konten ini telah dimodifikasi pada 17/12/15 | 20:32 20:32

Seorang suami dan ayah
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...