Peraih Nobel Malala: Pernyataan Donald Trump Penuh Kebencian dan Diskriminasi

Pada ulang tahunnya yang jatuh pada hari Sabtu (11/7/2015) lalu, Malala Yousafzai berbagi suka cita dengan berkunjung ke Malala Yousafzai All-Girls School yang berada di Lebanon, dekat perbatasan Suriah. (nbcnews.com/kompas.com)

dakwatuna.com – Birmingham. Pemenang Nobel Prize, Malala Yousafzai menilai, pernyataan calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang melarang Muslim masuk AS penuh dengan kebencian. Dia mengatakan, menyalahkan Muslim atas aksi teroris hanya akan “meradikalisasi lebih banyak teroris.”

“Ya, benar-benar tragis bahwa Anda mendengar komentar-komentar ini yang penuh dengan kebencian, penuh dengan ideologi yang mengarah pada diskriminasi terhadap orang lain,” kata Malala saat berbicara di sebuah acara di Birmingham, Inggris, seperti yang dilansir bbc.com

, Rabu (16/12/2015).

Malala juga menegaskan, bahwa tujuan dirnya dalam memperjuangkan pendidikan yang berkualitas di seluruh dunia untuk “mengalahkan pola pikir mentalitas terorisme dan kebencian”.

Gadis Pakistan yang namanya kini mendunia sejak meraih Nobel Prize karena mengkampanyekan pendidikan bagi kaum wanita di negaranya.

“Jika kita ingin menghentikan terorisme, kita perlu menciptakan pendidikan berkualitas, sehingga kita bisa mengalahkan pemikiran soal mentalitas terorisme dan kebencian,” ujar Malala, seperti yang dikutip dari detik.com, Rabu (16/12/2015). (abr/dakwatuna)

Konten ini telah dimodifikasi pada 16/12/15 | 14:38 14:38

Seorang suami dan ayah
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...